Langkah-Langkah Menyusun Buku Ajar Sesuai Kurikulum OBE

buku ajar sesuai kurikulum obe

Jika Anda sedang mempersiapkan buku ajar sesuai OBE, mungkin Anda merasa tantangannya cukup besar, yaitu harus selaras dengan CPL, sesuai alur pembelajaran, dan tetap mudah dipahami mahasiswa. Tapi tenang saja, begitu Anda memahami prosesnya, penyusunan buku ajar jauh lebih runtut dan menyenangkan. Artikel ini akan membantu Anda menyusun buku ajar sesuai kurikulum OBE tanpa ribet dan tetap memenuhi nilai akademik yang dibutuhkan.

Yuk, simak!

Apa Itu Kurikulum OBE?

Outcome Based Education (OBE) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada capaian akhir mahasiswa, bukan sekadar materi yang diajarkan. Dalam sistem ini, Anda perlu memastikan setiap aktivitas perkuliahan mengarah pada pencapaian learning outcomes. Dengan kata lain, mahasiswa bukan hanya menerima materi, tetapi mampu menunjukkan kompetensi nyata.

Kurikulum OBE menekankan hubungan kuat antara CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan), CPMK, dan materi dalam buku ajar. Setiap bagian dari buku ajar Anda harus mendukung pencapaian kompetensi tersebut secara sistematis. 

Selain itu, OBE menuntut adanya kejelasan evaluasi. Mahasiswa harus mengetahui sejak awal bagaimana kompetensi mereka diukur. Buku ajar yang mengikuti OBE biasanya menyertakan contoh soal, studi kasus, rubrik penilaian, atau aktivitas pembelajaran yang eksplisit.

OBE membuat proses pembelajaran menjadi lebih transparan. Anda sebagai dosen memiliki alur yang jelas mengenai apa tujuan mata kuliah, bagaimana cara mencapainya, dan bukti apa yang diperlukan. 

Langkah-Langkah Menyusun Buku Ajar Sesuai Kurikulum OBE

Sebelum Anda mulai menyusun buku ajar sesuai OBE, pastikan Anda memahami bahwa setiap langkah dalam proses ini saling berhubungan. Pendekatannya tidak bisa sekadar menyalin materi kuliah, tetapi menata ulang seluruh isi berdasarkan outcome pembelajaran.

Berikut langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:

1. Menentukan Capaian Pembelajaran

Pertama, Anda perlu memulai dengan mengidentifikasi CPL program studi yang relevan, kemudian menurunkannya menjadi CPMK dan sub-CPMK. Proses ini penting karena buku ajar sesuai OBE harus memastikan setiap bab mendukung capaian tertentu. Ketepatan pemetaan CPL akan membuat isi buku tetap fokus.

Setelah pemetaan selesai, Anda dapat mulai menentukan kompetensi apa yang ingin dicapai pada setiap bab. Pada tahap ini, Anda memastikan materi tidak keluar jalur dan tetap mengarah pada tujuan utama.

2. Menyusun Struktur Buku (Outline OBE-Friendly)

Kedua, Struktur buku ajar harus mengikuti alur yang memudahkan mahasiswa memahami perkembangan kompetensinya. Biasanya dimulai dari pengantar, tujuan pembelajaran, materi inti, aktivitas, dan evaluasi. Pola ini selaras dengan standar penyusunan buku ajar sesuai OBE.

Outline yang tepat juga membantu Anda menjaga konsistensi penyusunan isi. Anda bisa memastikan setiap bab memuat komponen OBE seperti tujuan, indikator, dan bentuk asesmen.

3. Mengembangkan Materi Berdasarkan CPL-CPMK

Materi dalam buku ajar tidak boleh hanya berupa teori. Anda perlu menyusun materi yang benar-benar membantu mahasiswa mencapai kompetensi yang ditargetkan. Setiap bagian sebaiknya mengandung contoh aplikasi langsung.

Ketika menulis materi, selalu tanyakan pada diri Anda: “Apakah ini membantu mahasiswa memenuhi CPL?” Jika tidak relevan, Anda bisa memperbaikinya agar buku ajar sesuai OBE tetap terarah. 

4. Menambahkan Aktivitas Pembelajaran OBE (Case, Project, Problem Based)

Aktivitas pembelajaran dalam buku ajar sangat penting karena OBE menekankan keterampilan nyata. Anda dapat menambahkan studi kasus, proyek mini, atau latihan berbasis masalah. Aktivitas ini juga memudahkan proses asesmen. Ketika mahasiswa mengerjakan tugas terstruktur, Anda memiliki bukti kompetensi yang lebih jelas. Buku ajar berfungsi bukan hanya sebagai sumber teori, tapi juga panduan praktik.

5. Mencantumkan Asesmen Berbasis Outcome

Penilaian dalam buku ajar harus terhubung langsung dengan CPL dan CPMK. Anda bisa memasukkan kuis, rubrik penilaian, atau format evaluasi lain yang relevan. 

6. Menyusun Evaluasi dan Refleksi Akhir Bab

Bagian refleksi membantu mahasiswa menilai pemahaman setelah mempelajari bab tertentu. Model refleksi ini sejalan dengan prinsip OBE yang menekankan proses belajar mandiri. Anda juga bisa menambahkan pertanyaan refleksi sederhana.

Penting juga untuk menutup setiap bab dengan rangkuman agar mahasiswa bisa melihat gambaran besar, sehingga buku ajar Anda akan terasa lebih runtut dan ramah pembaca.

7. Melakukan Validasi dan Review OBE

Tahap terakhir adalah validasi oleh reviewer, baik internal maupun eksternal. Reviewer biasanya memeriksa kesesuaian CPL, struktur materi, hingga alur asesmen. Setelah divalidasi, Anda bisa melakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan. Review yang baik membuat buku ajar lebih siap digunakan di kelas. 

Sebagai penutup, menyusun buku ajar sesuai kurikulum OBE bukan lagi hal yang rumit jika Anda memahami alurnya sejak awal dan konsisten pada capaian pembelajaran. Agar proses penulisan semakin terarah dan praktis, Anda bisa mengikuti panduan E-Book Panduan Menulis Buku Ajar Sesuai RPS dari Deepublish Jakarta yang membahas langkah teknis hingga contoh penerapannya secara lengkap. Panduan ini cocok untuk dosen yang ingin menghasilkan buku ajar akademis yang siap digunakan di kelas.

Sumber:

“6 Tahap Menyusun RPS Berbasis OBE Sesuai Regulasi.” Dunia Dosen, 15 Okt. 2025, https://duniadosen.com/tahap-menyusun-rps-berbasis-obe/. 

“Panduan Menyusun Buku Ajar Berbasis OBE.” Parafrase Indonesia, 9 Des. 2025, https://parafraseindonesia.com/panduan-menyusun-buku-ajar-berbasis-obe/. 

Bagikan artikel ini melalui

Picture of Dhea Salsabila
Dhea Salsabila
SEO Specialist di Penerbit Deepublish Jakarta yang berfokus pada optimasi konten lokal dan peningkatan visibilitas brand di wilayah Jabodetabek.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *