Publikasi ilmiah menjadi agenda rutin bagi para dosen di Indonesia. Namun, selain perlu menjaga konsistensi dalam menulis dan mengurus publikasi ilmiah. Para dosen juga perlu memahami bagaimana cara menaikkan jumlah sitasi.
Jumlah sitasi sering berhubungan dengan kualitas karya ilmiah yang Anda publikasikan. Indikatornya, adalah karena kualitas suatu karya bisa terlihat dari jumlah pembaca dan jumlah penulis yang menjadikannya sebagai referensi.
Selain itu, meraih sitasi tinggi bisa mendukung pengembangan karier akademik dosen, khususnya dalam mencapai posisi Guru Besar. Terlebih, bisa mendukung dosen untuk berkontribusi dalam mendukung perguruan tinggi yang menaunginya untuk memenuhi IKU 5 perguruan tinggi.
Daftar Isi
ToggleJumlah Sitasi dalam Capaian IKU Perguruan Tinggi
Sebagaimana penjelasan di awal, memahami cara menaikkan jumlah sitasi memiliki banyak arti penting. Selain membantu dosen memenuhi salah satu syarat untuk mengembangkan jabatan fungsional. Juga mendukung pencapaian IKU.
IKU atau Indikator Kinerja Utama merupakan salah satu cara terbaru dari pemerintah melalui Kemendikbudristekdikti untuk menilai kinerja perguruan tinggi di Indonesia. Kemudian, setiap perguruan tinggi harus mencapai 8 poin IKU.
Salah satu IKU tersebut adalah Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat atau Mendapat Rekognisi Internasional yang merupakan IKU ke-5. IKU ini tercapai ketika dosen di suatu perguruan tinggi bisa memenuhi target luaran penelitian sesuai ketentuan.
Target luaran penelitian ini mencakup karya tulis ilmiah (artikel ilmiah, buku, dll), karya terapan, dan juga karya seni. Semakin banyak luaran penelitian para dosen, makin mendukung PT tersebut mencapai IKU 5.
Setiap IKU memiliki kriteria penelitian, pada IKU 5 salah satu kriteria tersebut mencakup jumlah sitasi atau kutipan. Jadi, perhitungan luaran penelitian dari dosen tidak hanya dari segi kuantitas, tetapi juga kualitas berdasarkan pada jumlah sitasi.
Mengutip dari Buku Panduan IKU oleh Kemendikbudristekdikti, definisi kutipan atau sitasi yang memenuhi IKU adalah jumlah karya tulis dipakai sebagai rujukan atau referensi di publikasi ilmiah lainnya oleh peneliti lain maupun self citation.
Lebih lanjut, jumlah kutipan di sini adalah jumlah kutipan per dosen yang minimal 10 kutipan per dosen. Artinya, setiap dosen harus memenuhi target 10 kutipan dari karya ilmiah yang sudah dipublikasikan.
Baca Juga: IKU 5 Perguruan Tinggi dan 4 Strategi untuk Mencapainya
Cara Melihat Jumlah Sitasi
Lalu, bagaimana cara melihat jumlah sitasi? Hal ini tentu menjadi pertanyaan semua dosen. Sebab memang indikator penilaian pencapaian IKU 5 juga mengacu pada perolehan jumlah sitasi para dosen.
Mengutip Buku Panduan IKU 2021, penilaian untuk pencapaian IKU 5 mengacu pada data di SISTER. Sebab di sinilah semua pelaporan BKD dilakukan dan memudahkan proses pengecekan semua riwayat luaran penelitian.
Namun, untuk pengecekan jumlah sitasi dari seluruh publikasi ilmiah, bisa jadi mengacu pada SINTA. Para dosen bisa masuk ke laman resmi SINTA dan melihat profil masing-masing. Sebab tercantum informasi mengenai jumlah perolehan sitasi.
Seperti yang telah kita ketahui, laman SINTA sudah terhubung dengan beberapa database publikasi ilmiah, seperti Scopus, Web of Science, Google Scholar, Garuda, dan juga laman RAMA. Semua publikasi ilmiah para dosen yang sudah terindeks di database ini, maka akan memberikan informasi mengenai jumlah sitasi.
Jadi, pastikan semua publikasi ilmiah sudah terlaporkan dalam BKD sekaligus memastikan masuk ke semua database tersebut. Jika publikasi ke jurnal dan prosiding, maka bisa lebih mudah. Sebab ketika sudah memilih jurnal dan prosiding yang terindeks database bereputasi, maka otomatis terdata di SINTA.
Namun, bagaimana dengan buku? Para dosen bisa memilih penerbit yang membantu penerbitan dan promosi buku secara daring. Terutama penerbit yang menyediakan fasilitas promosi di Google Books. Tujuannya agar buku tersebut terindeks di Google Scholar, sehingga menelusuri jumlah sitasi lebih mudah dan akurat.
Sebagai informasi tambahan, dalam proses penilaian IKU. Sangat mungkin pihak Kemendikbudristekdikti menggunakan data di database dan laman resmi lainnya. Sehingga bisa mendapatkan data jumlah sitasi yang lebih lengkap dan juga akurat.
Cara Menaikkan Sitasi Jurnal Ilmiah
Anda memang bisa mendapatkan sitasi dalam jumlah yang tinggi secara organik. Artinya, para dosen tidak perlu turun tangan untuk mendukung peningkatan jumlah sitasi tersebut.
Namun, tidak ada salahnya mencoba menaikkan jumlah sitasi secara mandiri. Berikut adalah beberapa cara menaikkan jumlah sitasi terutama dari publikasi ke jurnal ilmiah:
- Produktif dalam Menulis dan Mengurus Publikasi
Hal pertama untuk meningkatkan jumlah sitasi adalah dengan meningkatkan jumlah publikasi ilmiah.
Semakin banyak publikasi ke jurnal ilmiah, semakin banyak yang membaca karya tulis ilmiah tersebut. Sehingga potensi mendapatkan sitasi lebih banyak akan meningkat.
- Mengusung Trending Topic
Cara menaikkan jumlah sitasi yang kedua adalah dengan jeli memilih topik penelitian. Anda harus memilih topik-topik yang memang banyak dicari referensinya. Mulai dulu dari topik populer hingga topik yang sedang tren.
- Kolaborasi dalam Penelitian dan Publikasi Ilmiah
Melakukan kolaborasi dengan dosen atau peneliti lain juga menjadi salah satu cara menaikkan jumlah sitasi jurnal. Artikel jurnal yang ditulis dua orang atau lebih tentu lebih baik kualitasnya daripada hasil karya seorang diri.
- Publikasi di Jurnal Berkualitas Tinggi
Publikasi ke jurnal-jurnal dengan kredibilitas tinggi efektif meningkatkan jumlah sitasi. Sebab artikel di jurnal-jurnal seperti SINTA, Scopus, dan lain-lain biasanya menjadi prioritas peneliti dalam memilih referensi ilmiah. Jadi, usahakan Anda mempublikasi karya ilmiah pada jurnal yang memang punya kredibilitas dan kualitas tinggi.
- Publikasi di Jurnal Open Access
Memilih mengurus publikasi di jurnal open access juga bagian dari cara menaikkan jumlah sitasi secara efektif. Bahkan cara ini terbilang cara organik, sebab bisa memberikan jumlah sitasi tinggi tanpa perlu melakukan banyak upaya.
Jumlah sitasi untuk jurnal open access cenderung tinggi karena semua orang dapat mengakses secara gratis.
- Melakukan Self Citation
Cara menaikkan jumlah sitasi secara efektif juga bisa dengan melakukan self citation. Self citation sendiri adalah mensitasi atau merujuk karya sendiri yang sudah terbit sebelumnya sebagai referensi dalam karyanya yang baru.
- Rajin Mempromosikan Publikasi
Langkah ketujuh adalah rajin mempromosikan publikasi ilmiah yang Anda miliki. Lewat kegiatan promosi, Anda bisa mengenalkan karya Anda pada pembaca sehingga berpotensi meningkatkan sitasi.
Tips Promosi Karya Ilmiah
Berkaitan dengan poin sebelumnya, Anda bisa mempromosikan karya tulis yang sudah dibuat. Adapun karya tulis yang disusun dosen bisa dipromosikan dengan banyak cara, yakni:
- Menyarankan mahasiswa mereferensikan karya Anda pada karya tulis mereka. Sampaikan bahwa karya Anda relevan dengan topik tulisan mereka dan pastikan memang sesuai.
- Mempromosikan publikasi di akun media sosial. Terutama media sosial profesional seperti LinkedIn dan Researchgate agar masyarakat umu dapat mengetahui. Tidak hanya itu Anda bisa juga mempromosikan melalui WhatsApp atau Instagram story.
- Pada saat menjadi narasumber webinar, seminar, workshop, dan sejenisnya, Anda bisa sekaligus mempromosikan publikasi ilmiah saat perkenalan diri.
- Aktif mengikuti kegiatan akademik seperti seminar, webinar, dan workshop. Sebab bisa bertemu dengan dosen lain, selain berkenalan Anda juga bisa mempromosikan publikasi.
Selain dari beberapa cara tersebut, tentunya sangat mungkin untuk melakukan cara menaikkan jumlah sitasi lainnya. Apalagi dengan adanya perkembangan teknologi informasi. Maka bisa mendukung upaya mendongkrak jumlah sitasi semua publikasi yang Anda miliki.
Manfaat Meraih Jumlah Sitasi Tinggi
Meningkatkan jumlah sitasi jurnal ilmiah memang sangat penting bagi dosen. Mengutip melalui website Risetku, terdapat mengenai 3 manfaat utama jika dosen bisa memiliki sitasi yang tinggi, yaitu:
- Penelitian atau publikasi ilmiah akan mudah ditemukan pembaca. Sebab semakin tinggi sitasi pada publikasi tersebut, maka akan semakin besar kemungkinan direkomendasikan sistem database kepada pengguna jasanya. Misalnya di Google Scholar, mayoritas publikasi yang berada di halaman pertama adalah yang jumlah sitasinya tinggi. Hal ini akan meningkatkan impact factor publikasi Anda.
- Publikasi ilmiah berdampak langsung pada perkembangan iptek. Hal ini dapat terjadi, karena semakin tinggi jumlah sitasi maka semakin menunjukan isi publikasi ilmiah tersebut sudah dimanfaatkan. Terutama untuk mendukung penelitian terkini yang temuan-temuannya tentu mendorong perkembangan iptek.
- Memberi manfaat pada dosen itu sendiri. Sebab dengan sitasi yang tinggi, maka dosen akan mendapat pengakuan di institusi pendidikan tempatnya bernaung. Misalnya, pengakuan bahwa sudah menjalankan tugas penelitian dengan baik sehingga bisa memiliki tambahan KUM besar, lebih cepat naik jabfung, dan lain sebagainya.
Mendukung peningkatan jumlah sitasi yang optimal, baik pada publikasi di jurnal maupun penerbitan buku. Maka sebuah perguruan tinggi perlu mempertimbangkan kolaborasi dengan penerbit. Salah satunya Penerbit Deepublish Jakarta.
Penerbit Deepublish Jakarta hadir untuk memberi kemudahan akses layanan bagi perguruan tinggi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Selain itu, juga dibuka program Kerjasama Institusi yang membantu PT berkolaborasi.
Kolaborasi ini akan membantu PT memenuhi IKU Perguruan tinggi, khususnya IKU 5. Sebab bisa mengakses layanan penerbitan buku sebagai penulis prioritas dan menggelar kegiatan akademik yang mendukung para dosen memaksimalkan pencapaian IKU. Informasi lebih lanjut bisa mengunjungi laman jakarta.penerbitdeepublish.com.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik cara menaikkan jumlah sitasi dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat!