Tanda baca adalah bagian penting dalam penulisan bahasa Indonesia karena dapat mempengaruhi makna dan keterbacaan suatu kalimat. Salah satu tanda baca yang sering digunakan adalah tanda koma (,). Penggunaan tanda koma yang tepat akan membantu memperjelas maksud penulis dan membuat kalimat lebih mudah dipahami oleh pembaca. Oleh karena itu, memahami aturan penggunaan tanda koma sesuai EYD V (Ejaan Yang Disempurnakan) sangat penting.
Pada artikel ini, kita akan membahas penggunaan tanda koma sesuai EYD V, serta memberikan contoh-contoh yang dapat memudahkan Anda dalam menulis dengan benar.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Tanda Koma?
Tanda koma adalah tanda baca yang digunakan untuk memisahkan bagian-bagian dalam kalimat yang memiliki fungsi tertentu. Fungsi utamanya adalah untuk memberikan jeda atau pemisah yang jelas antara satu unsur kalimat dengan unsur lainnya, baik dalam satu kalimat maupun antar kalimat dalam paragraf. Penggunaan tanda koma yang tepat dapat mempermudah pembaca dalam memahami maksud penulis.
Fungsi Umum Tanda Koma dalam EYD V
Menurut EYD V, tanda koma digunakan untuk beberapa keperluan berikut:
- Memisahkan unsur-unsur dalam daftar atau enumerasi.
- Memisahkan klausa atau bagian kalimat yang setara.
- Memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat.
- Memisahkan bagian yang memberikan penjelasan atau keterangan.
- Memisahkan kata seruan atau ungkapan yang disertai penghubung.
Mari kita jelaskan masing-masing fungsi ini lebih rinci beserta contoh-contohnya.
1. Memisahkan Unsur dalam Daftar atau Enumerasi
Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur yang memiliki kedudukan setara dalam sebuah daftar atau enumerasi. Jika ada lebih dari dua unsur yang disebutkan, tanda koma dipakai di antara mereka.
Contoh:
- Saya membeli apel, jeruk, pisang, dan anggur.
- Dalam rapat, kita akan membahas anggaran, target penjualan, strategi pemasaran, dan laporan keuangan.
Pada contoh pertama, tanda koma digunakan untuk memisahkan jenis buah yang dibeli. Sedangkan pada contoh kedua, koma memisahkan beberapa topik yang akan dibahas dalam rapat.
2. Memisahkan Klausa yang Setara
Klausa adalah bagian kalimat yang memiliki subjek dan predikat. Ketika dua klausa yang setara dihubungkan oleh konjungsi seperti “dan”, “atau”, “tetapi”, atau “sehingga”, tanda koma digunakan untuk memisahkannya.
Contoh:
- Saya suka membaca buku, tetapi adik saya lebih suka menonton film.
- Ia sudah berlatih keras, namun hasilnya tidak memuaskan.
Di sini, tanda koma memisahkan dua klausa yang memiliki makna berbeda, tetapi keduanya memiliki status yang setara dalam kalimat.
3. Memisahkan Anak Kalimat dengan Induk Kalimat
Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat (dependent clause) dengan induk kalimat (main clause). Anak kalimat adalah bagian kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri dan membutuhkan induk kalimat untuk memberikan makna utuh.
Contoh:
- Setelah selesai bekerja, saya langsung pulang ke rumah.
- Meskipun hujan deras, kami tetap melanjutkan perjalanan.
Pada contoh pertama, “Setelah selesai bekerja” adalah anak kalimat yang memerlukan induk kalimat untuk menjelaskan tindakannya. Demikian pula pada contoh kedua, “Meskipun hujan deras” adalah anak kalimat yang dijelaskan oleh induk kalimat “kami tetap melanjutkan perjalanan.”
4. Memisahkan Bagian yang Memberikan Penjelasan atau Keterangan
Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata atau frasa yang memberikan keterangan atau penjelasan tambahan dalam kalimat.
Contoh:
- Buku itu, yang baru saja diterbitkan, menjadi best seller di pasaran.
- Adik saya, yang sangat pintar, selalu mendapatkan nilai tertinggi di sekolah.
Pada kedua contoh ini, tanda koma memisahkan keterangan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang subjek yang disebutkan sebelumnya. “Yang baru saja diterbitkan” dan “yang sangat pintar” memberikan penjelasan tambahan yang tidak mengubah struktur kalimat utama, tetapi memperkaya informasi.
5. Memisahkan Kata Seruan atau Ungkapan
Kata seruan atau ungkapan yang diikuti oleh penghubung seringkali dipisahkan dengan koma. Hal ini bertujuan agar kalimat tersebut tetap terdengar alami dan tidak terkesan terlalu padat.
Contoh:
- Wah, aku tidak menyangka kamu bisa membuat karya sehebat ini!
- Oh, jadi kamu sudah memutuskan untuk pergi ke Jakarta?
Pada contoh pertama, “Wah” adalah kata seruan yang diikuti oleh koma untuk memberikan jeda sebelum kelanjutan kalimat. Hal yang sama berlaku untuk kata “Oh” pada contoh kedua.
Contoh Kasus Lain dalam Penggunaan Tanda Koma
Terkadang, penggunaan tanda koma juga dapat ditemukan dalam kasus-kasus lain yang lebih kompleks, seperti pada kalimat yang menggunakan penghubung berganda atau pada kalimat yang bersifat lebih panjang dan rumit.
Contoh:
- Meskipun perjalanan kami penuh rintangan, mulai dari hujan deras hingga jalan yang licin, kami tetap semangat sampai tujuan.
- Tim kami bekerja keras untuk menyiapkan proposal, namun beberapa anggota tim belum menyelesaikan tugas mereka tepat waktu.
Pada kedua contoh tersebut, tanda koma digunakan untuk memisahkan klausa atau bagian kalimat yang lebih panjang dan memberikan jeda agar pembaca lebih mudah memahami isi kalimat.
Kesalahan Umum dalam Penggunaan Tanda Koma
Penggunaan tanda koma yang tidak tepat sering kali menyebabkan kebingungannya pembaca. Beberapa kesalahan umum dalam penggunaan koma adalah:
- Menempatkan koma di depan kata penghubung seperti “dan” atau “atau”.
- Salah: Saya membeli buku, dan majalah.
- Benar: Saya membeli buku dan majalah.
- Tidak menggunakan koma untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat.
- Salah: Setelah selesai makan kami langsung pergi ke bioskop.
- Benar: Setelah selesai makan, kami langsung pergi ke bioskop.
- Penggunaan koma berlebihan, terutama di tempat yang tidak diperlukan.
- Salah: Adik saya, yang suka bermain, bola sepak.
- Benar: Adik saya yang suka bermain bola sepak.
Pemahaman tentang penggunaan tanda koma yang benar sangat penting untuk memastikan bahwa tulisan kita jelas dan mudah dipahami. Tanda koma tidak hanya berfungsi sebagai pemisah, tetapi juga memberikan nuansa yang tepat dalam penyampaian informasi. Dengan mengikuti aturan-aturan dalam EYD V, Anda dapat meningkatkan kualitas tulisan dan membuatnya lebih profesional.
Untuk membantu Anda lebih lanjut dalam menulis naskah buku dengan cara yang lebih praktis, Anda bisa download E-book Panduan Cepat Menulis Buku dari Deepublish Jakarta. Ebook ini memberikan langkah-langkah mudah dan tips efektif untuk menyelesaikan naskah Anda dengan cepat dan tepat!

