6 Indikator Kualitas Perguruan Tinggi di Tingkat Global

Indikator Kualitas Perguruan Tinggi

Kualitas perguruan tinggi di Indonesia disebut-sebut masih belum maksimal dan kalah dari beberapa negara tetangga. Seperti di Malaysia dan Singapura. Kondisi ini yang diyakini publik membuat keputusan menempuh pendidikan tinggi di luar negeri adalah tepat. 

Namun, benarkah kualitas pendidikan tinggi di tanah air memang masih kalah dengan negara lain di dunia? Hal ini tentu menjadi PR bersama, apalagi jumlah perguruan tinggi di Indonesia masih masuk 3 besar di dunia. 

Kuantitas yang tinggi masih dipandang belum sejalan dengan kualitas yang mumpuni. Lalu, apa saja indikator yang membantu melihat kualitas pendidikan tinggi di Indonesia? Berikut penjelasan lengkapnya. 

Kualitas Perguruan Tinggi di Indonesia saat Ini

Bicara mengenai kualitas perguruan tinggi di Indonesia maka akan membahas beberapa hal mendasar. Pertama, adalah dari segi jumlah perguruan tinggi di dalam negeri. Mengacu pada data statistika PDDikti di tahun 2023, di Indonesia ada 4.421 perguruan tinggi. 

Jumlah ini adalah jumlah keseluruhan untuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri), PTS (Perguruan Tinggi Swasta), PTK (Perguruan Tinggi Keagamaan), dan PTA (Perguruan Tinggi Akademik—Vokasi). Baik dalam bentuk sekolah tinggi, universitas, akademi, institut, politeknik, maupun akademi komunitas. 

Jumlah PT yang mencapai 4.000-an ini membuat Indonesia masuk ke dalam peringkat ke-2 dari daftar negara di dunia yang memiliki jumlah PT terbanyak. Sementara posisi pertama ditempati oleh India. Data ini dikutip dari website Indonesia Baik dan merupakan data di tahun 2023 juga. 

Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa dengan jumlah PT yang cukup banyak. Maka bisa menunjukan kualitas pendidikan tinggi yang baik. Benarkah demikian? Kondisi ini ternyata masih belum berlaku untuk Indonesia. 

Seperti dikutip dari website DW Global Media Forum, dalam salah satu artikel opini karya Sumanto Al Qurtuby yang merupakan Pendiri Nusantara Institute dan Pengajar King Fahd University of Petroleum & Minerals. Menjelaskan jika kuantitas PT di Indonesia belum sejalan dengan kualitasnya. 

Salah satu indikator kualitas perguruan tinggi yang dijelaskan adalah berkaitan dengan hasil pemeringkatan PT tingkat dunia. Sampai sekarang, belum ada PT di Indonesia yang bisa masuk dalam 100 besar bahkan 200 besar pun belum masuk. 

Dikutip melalui website resmi Webometrics, data pemeringkatan PT tingkat dunia di tahun 2024 per Januari. Universitas Indonesia (UI) menempati peringkat 537 dalam tingkat dunia, disusul  Universitas Gadjah Mada (UGM) di peringkat ke-667. 

Dalam daftar 100 PT terbaik di pemeringkatan tersebut, PT dari Singapura, yakni National University of Singapore menempati rangking 3 untuk kawasan Asia dan rangking 44 tingkat dunia. Sementara peringkat pertama diisi oleh Tsinghua University, salah satu PT dari China (Tiongkok) untuk pemeringkatan tingkat Asia dan rangking 20 untuk tingkat dunia.  

Hal ini tentu menjadi ironi, karena jumlah PT di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura jauh lebih sedikit. Tapi, beberapa PT di dua negara tersebut sudah mampu menembus 100 besar pemeringkatan dunia. 

Padahal, selain dari segi jumlah yang cukup tinggi dibanding negara tetangga. Indonesia juga diketahui memberikan alokasi dana pendidikan lebih besar yang bersumber dari APBN. Yakni mencapai 20%. Berbeda dengan negara Malaysia, yang alokasi ke sektor pendidikan cuma 5% dari APBN mereka dengan jumlah PT yang hanya 100-an saja. 

Indikator Kualitas Perguruan Tinggi

Lalu, apa saja indikator dari kualitas perguruan tinggi? Berbicara mengenai indikator kualitas PT di Indonesia maka bisa dipecah menjadi dua kategori. Yakni indikator untuk menentukan kualitas PT di dalam negeri dan indikator di tingkat global (internasional). 

Dikutip melalui website Sevima, ada 2 indikator yang membantu melihat kualitas PT di dalam negeri (tingkat nasional). Yaitu nilai akreditasi dan hasil penilaian IKU PT, berikut penjelasan detailnya: 

1. Nilai Akreditasi PT 

Indikator yang pertama dalam melihat atau menentukan kualitas PT di dalam negeri adalah dari nilai akreditasi PT tersebut. Seperti yang diketahui, akreditasi di lingkungan PT adalah wajib dan dilakukan oleh BAN-PT maupun lembaga lain yang diakui pemerintah. 

Nilai akreditasi akan mencerminkan kualitas PT tersebut sebagai penyelenggara layanan pendidikan. Mengacu pada Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023, kriteria akreditasi kini disederhanakan menjadi dua, yakni Terakreditasi dan Tak Terakreditasi.

Meskipun begitu, jika mengecek nilai akreditasi di website resmi BAN-PT, maka nilai akreditasi mencakup Terakreditasi Baik dan Unggul serta Tidak Terakreditasi. Sehingga semakin tinggi nilai akreditasinya, semakin baik kualitas PT tersebut,

2. Pemenuhan IKU PT 

Indikator kualitas perguruan tinggi di Indonesia yang kedua adalah dari pemenuhan IKU PT (Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi). Diketahui bahwa ada 8 indikator yang menjadi IKU dan menentukan kinerja maupun kualitas PT di Indonesia. Yaitu: 

  • IKU 1 – Lulusan Mendapatkan Pekerjaan yang Layak
  • IKU 2 – Mahasiswa Mendapatkan Pengalaman di Luar Kampus
  • IKU 3 – Dosen Berkegiatan di Luar Kampus
  • IKU 4 – Praktisi Mengajar di Dalam Kampus
  • IKU 5 – Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat atau Mendapat Rekognisi Internasional
  • IKU 6 – Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia
  • IKU 7 – Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif
  • IKU 8 – Program Studi Berstandar Internasional. 

PT di Indonesia yang mampu memenuhi 8 IKU tersebut, maka dipandang memiliki kinerja dan kualitas yang baik. Itulah sebabnya, banyak PT di Indonesia berupaya dengan berbagai cara untuk memenuhi semua IKU dan meraih skor setinggi mungkin. 

Lalu, apa saja indikator untuk melihat kualitas perguruan tinggi di Indonesia dalam skala global? Mengacu pada tulisan Sumanto al Qurtuby, maka berikut adalah indikator yang bisa dijadikan penentu: 

1. Jumlah Research Output (Luaran Penelitian) 

Hal pertama yang menjadi indikator kualitas PT di Indonesia untuk skala global adalah jumlah luaran penelitian. Hal ini bisa mengacu pada jumlah publikasi ilmiah di tingkat internasional. Baik prosiding maupun jurnal ilmiah internasional. 

Luaran penelitian juga bisa dilihat dari jumlah Paten yang dimiliki dosen di Indonesia. Luaran penelitian yang masih minim, menunjukan jika penelitian dosen di bawah naungan PT di Indonesia masih sedikit dan belum maksimal. 

Padahal, jumlah publikasi ilmiah maupun Paten menjadi salah satu indikator penilaian dalam pemeringkatan global. Tidak heran jika peringkat PT di Indonesia belum menembus 200 besar di berbagai lembaga pemeringkatan tingkat dunia. 

2. Pemeringkatan PT Tingkat Dunia 

Sejalan dengan penjelasan sebelumnya, indikator kualitas perguruan tinggi di Indonesia juga bisa dilihat dari posisi di pemeringkatan global. Seperti yang sudah dijelaskan, kualitas PT di dalam negeri belum sebaik PT di luar negeri, termasuk negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. 

Jika dua negara ini berhasil menembus 100 rangking teratas di tingkat global. Sementara Indonesia sendiri baru menembus 600 rangking teratas, maka terpaut jarak yang sangat jauh. 

Hasil pemeringkatan ini diketahui memperhatikan banyak indikator, masing-masing lembaga pemeringkatan punya indikator berbeda. Oleh sebab itu, mengacu pada hasil pemeringkatan maka bisa dilihat perbandingan kualitas PT di Indonesia dengan PT di negara lain di dunia. 

3. Tingkat Kolaborasi Riset Lintas Negara 

Indikator ketiga yang membantu melihat kualitas perguruan tinggi di Indonesia adalah dari tingkat kolaborasi riset lintas negara. Sampai saat ini memang semakin banyak PT di tanah air yang menjalin riset kolaborasi. Baik dengan PT dari luar negeri maupun dengan lembaga penelitian. Namun, masih sedikit. 

Bahkan, Sumanto al Qurtuby menyebut jika kolaborasi riset lintas negara lebih sering diisi oleh PT “mainstream” di Indonesia seperti UGM, UI, IPB, atau ITB. Sementara PT lain, baik PTN maupun PTS belum bisa mencapai kolaborasi internasional. 

Kondisi ini bisa menjadi indikator yang menunjukan jika kualitas PT di Indonesia memang masih belum maksimal. Sehingga masih banyak PT dan lembaga penelitian di negara lain enggan melakukan kegiatan kolaborasi riset maupun publikasi ilmiah. 

4. Minat Mahasiswa Asing Studi di Indonesia 

Indikator yang keempat dalam menunjukan kualitas perguruan tinggi adalah dari jumlah mahasiswa asing. Hal ini bisa menjadi indikator, karena mahasiswa dari luar negeri akan rela jauh dari rumah dan keluarga selama studi selama kualitasnya mumpuni. 

Data di tahun 2022, jumlah mahasiswa asing di Singapura mencapai 55.000 sementara di Malaysia mencapai 170.000. Tak hanya itu, di Vietnam bahkan mencapai 45.000. Bagaimana dengan Indonesia? Jumlah mahasiswa asing hanya 6.000. 

Suatu negara bisa mencuri minat mahasiswa asing untuk studi lanjut karena terindikasi memiliki mutu pendidikan yang baik. Melihat jumlah mahasiswa asing di tanah air masih kalah dengan negara tetangga dan negara lain. Maka bisa menjadi indikator yang menunjukan kualitas PT dalam negeri. 

5. Minat Penyedia Beasiswa Asing  

Indikator kualitas perguruan tinggi di Indonesia secara global juga bisa dilihat dari minat penyedia beasiswa asing. Dalam artian, penyelenggara beasiswa asing mengirimkan awardee di negara yang dipandang punya kualitas pendidikan baik. 

Selama ini beasiswa asing bisa diselenggarakan oleh pemerintah negara lain, lembaga pemerintahan negara lain, sampai kampus di luar negeri serta perusahaan swasta dan yayasan dikelola swasta di luar negeri. 

Penyelenggara beasiswa asing, sepertinya masih belum berminat mengirimkan awardee yang mereka seleksi untuk kuliah di Indonesia. Misalnya pada program King Abdullah Scholarship Program dari Arab Saudi, awardee untuk studi di Asia Tenggara dikirimkan ke Singapura dan Malaysia. 

Beasiswa dari pihak asing memang ditawarkan kepada mahasiswa di Indonesia. Termasuk King Abdullah Scholarship Program. Namun, ditujukan untuk studi di negara lain yang menjadi cakupan program dan tidak untuk studi di Indonesia. 

6. Jumlah Masyarakat Indonesia yang Studi di LN 

Indikator terakhir yang menunjukan kualitas perguruan tinggi di Indonesia adalah jumlah masyarakat yang ingin atau berminat studi di luar negeri. Seperti yang diketahui, masih banyak masyarakat di Indonesia yang bermimpi kuliah di negara lain. 

Alasan utamanya karena dipandang pendidikan di negara lain lebih baik dibanding di dalam negeri. Selain mengandalkan beasiswa, banyak mahasiswa dari keluarga dengan ekonomi baik memilih kuliah di luar negeri dengan biaya sendiri. 

Semakin banyak yang memilih kuliah di negara lain dibanding negara sendiri. Maka semakin menunjukan jika kualitas pendidikan tinggi di Indonesia belum sebaik negara lain. Terutama yang menjadi destinasi mereka untuk studi. 

Cara Meningkatkan Kualitas Perguruan Tinggi

Ada banyak cara bisa dilakukan sebuah PT di Indonesia untuk meningkatkan kualitas. Diantaranya adalah: 

1. Mengurangi Beban Kerja Mengajar Dosen 

Salah satu faktor yang membuat luaran penelitian tidak optimal, adalah beban kerja para dosen yang masih berlebihan. Pertama adalah dari segi beban kerja dalam mengajar. 

Tidak sedikit dosen yang mengampu banyak mata kuliah dan pada akhirnya mengajar terlalu banyak mahasiswa. Sehingga waktu dan tenaga yang dimiliki lebih banyak tercurah untuk mengoreksi tugas dan menyiapkan materi mengajar dibanding melakukan penelitian dan publikasi ilmiah. 

2. Mengurangi Beban Kerja Administrasi Dosen

Faktor kedua yang membuat dosen memiliki waktu dan tenaga yang minim melakukan riset adalah beban kerja administrasi yang masih tinggi. Administrasi yang menyita waktu membuat dosen kesulitan menyisihkan waktunya untuk riset dan mengurus publikasi ilmiah. 

Sehingga perlu dijadikan perhatian, dimana dosen mendapat kemudahan dalam mengurus administrasi. Hal ini akan memberi waktu lebih dalam melakukan riset dan memaksimalkan publikasi ilmiah. 

3. Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Dosen 

Gaji dan tunjangan yang diterima dosen di Indonesia diketahui terbilang kecil. Apalagi untuk dosen di PTS skala kecil, yang biasanya memiliki gaji bahkan bisa dibawah UMR setempat. 

Kondisi ini membuat para dosen tersebut memilih mengisi waktu di luar mengajar dan meneliti untuk mencari sumber penghasilan tambahan. Sehingga semakin terbatas waktu yang dimiliki dosen untuk melakukan penelitian agar dapur tetap mengepul. 

Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan kesejahteraan dosen. Sebab dosen yang sejahtera akan membuat mereka lebih terfokus pada aktivitas tri dharma. Sehingga tidak perlu nyambi untuk mendapat penghasilan tambahan. 

4. Memperbanyak Aktivitas Akademik di Kampus

Cara keempat dalam upaya meningkatkan kualitas perguruan tinggi adalah memperbanyak aktivitas akademik di kampus. Selama ini, aktivitas akademik sebatas pada kegiatan belajar mengajar. 

Maka penting untuk dikembangkan menjadi lebih bervariasi lagi. Misalnya dengan membuka diskusi hasil riset, diskusi proposal penelitian, seminar dan konferensi ilmiah, kajian ilmiah, dan lain sebagainya. 

5. Meningkatkan Kolaborasi PT dengan Pihak Eksternal 

Cara berikutnya adalah meningkatkan kolaborasi dengan pihak eksternal. Misalnya berkolaborasi dengan industri atau perusahaan-perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. Sebab kolaborasi bisa meningkatkan kesempatan untuk memperluas jenis aktivitas akademik dan pelaksanaan tri dharma dosen. 

6. Memperbanyak Riset dan Pencapaian Luaran 

Memperbanyak riset dan mencapai luaran adalah cara terbaik untuk mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi. Bisa dimulai dengan membuka program hibah dari dana internal, menyediakan insentif publikasi ilmiah dan Paten, dan sebagainya. 

7. Merekrut SDM Terbaik 

PT juga bisa meningkatkan kualitasnya dengan merekrut SDM terbaik. Baik itu untuk dosen atau pendidik, maupun untuk tenaga kependidikan. Hindari melakukan rekrutmen jalur orang dalam tanpa dipastikan memiliki kompetensi yang memadai. 

Sebab kegiatan operasional PT yang dijalankan oleh SDM dengan mutu yang tidak terjamin akan ikut mempengaruhi mutu PT tersebut secara keseluruhan. Jadi, silahkan merekrut HRD handal yang bisa dan mampu meluangkan waktu melakukan rekrutmen panjang untuk banyak kandidat.

Kolaborasi dengan pihak eksternal bisa menjadi langkah terbaik untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi. Salah satunya berkolaborasi dengan Penerbit Deepublish Jakarta melalui program Kerjasama Institusi. 

Lewat kerjasama ini, setiap PT akan dibantu untuk memaksimalkan pencapaian luaran penelitian dan menyelenggarakan lebih banyak aktivitas akademik di kampus. Sehingga bisa memaksimalkan meningkatkan kualitas PT. Informasi lebih mengenai kolaborasi bisa mengunjungi laman jakarta.penerbitdeepublish.com. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat. 

Bagikan artikel ini melalui

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cari Artikel Lainnya