Kajian Pustaka: Fungsi, Struktur, Contoh, dan Cara Membuatnya

kajian pustaka

Banyak peneliti pemula merasa kesulitan saat mulai menyusun kajian pustaka. Dari menentukan referensi hingga merangkai teori yang relevan, proses ini memang membutuhkan strategi yang tepat.

Melalui artikel ini, Anda akan mempelajari secara mendetail apa itu kajian pustaka, fungsinya, strukturnya, hingga langkah-langkah menyusunnya. Pastikan Anda menyimak setiap bagian untuk meningkatkan kualitas penelitian Anda.

Apa Itu Kajian Pustaka

Kajian pustaka atau kajian literatur adalah bagian dalam karya ilmiah yang berisi analisis, ulasan, dan sintesis teori, konsep, serta penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. Tujuan utamanya adalah memberikan landasan teoritis yang kuat untuk mendukung penelitian yang dilakukan.

Selain itu, kajian literatur berperan sebagai penunjuk arah dalam penelitian dengan menunjukkan bagaimana teori-teori dan penelitian terdahulu relevan dengan topik Anda. Bagian ini juga menjadi wadah untuk membandingkan kontribusi penelitian baru terhadap studi sebelumnya.

Melalui kajian literatur, peneliti dapat memahami konteks penelitian dengan lebih baik, memastikan keaslian topik, dan memperkuat argumen penting dalam penelitian mereka. Kajian literatur tidak hanya menjadi pelengkap tetapi juga elemen penting dalam karya ilmiah.

Fungsi Kajian Pustaka

Kajian pustaka memiliki beberapa fungsi penting dalam penelitian ilmiah. Berikut penjelasannya:

1. Menyediakan Landasan Teori

Fungsi pertama adalah menyediakan landasan teori. Adanya kajian literatur akan menjelaskan konsep atau teori yang mendukung penelitian. Misalnya, jika penelitian Anda tentang perilaku konsumen, kajian pustaka dapat mencakup teori psikologi sosial yang relevan.

Landasan teori yang kokoh dapat menunjukkan bahwa penelitian Anda memiliki pijakan ilmiah. Hal ini tentunya juga membantu membangun kredibilitas penelitian di mata akademisi atau pembaca.

2. Mengidentifikasi Penelitian Terdahulu

Kajian literatur memungkinkan peneliti untuk mengulas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Ini penting untuk memahami bagaimana penelitian baru dapat melengkapi atau memperbaiki studi yang sudah ada.

Melalui identifikasi penelitian terdahulu, Anda juga dapat menemukan pola atau tren dalam topik penelitian tertentu, yang pada akhirnya membantu merumuskan tujuan penelitian dengan lebih jelas.

3. Membantu Menemukan Research Gap

Selanjutnya, salah satu tujuan utama kajian literatur adalah menemukan research gap, yaitu celah atau kekurangan dalam penelitian sebelumnya. Celah ini menjadi peluang untuk menciptakan kontribusi baru dalam bidang ilmu tertentu.

Sebagai contoh, jika penelitian terdahulu hanya berfokus pada aspek kuantitatif, penelitian Anda dapat menambahkan analisis kualitatif untuk memperkaya data.

4. Memperkuat Rumusan Masalah

Kajian literatur berperan penting dalam memperkuat argumen mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan. Dengan membandingkan teori dan data terdahulu, peneliti dapat menjelaskan pentingnya penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tertentu.

5. Memberikan Arah Metode Penelitian

Fungsi berikutnya adalah, peneliti dapat menentukan metode yang paling relevan untuk digunakan dalam penelitian. Misalnya, jika penelitian terdahulu menunjukkan keberhasilan metode eksperimen, Anda dapat mempertimbangkan pendekatan serupa untuk penelitian Anda.

Struktur Kajian Pustaka

Kajian pustaka atau kajian literatur yang efektif memiliki struktur yang terorganisir dengan baik. Berikut strukturnya:

1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan memperkenalkan topik kajian dan menjelaskan tujuan penulisan. Misalnya, Anda dapat menggambarkan pentingnya teori tertentu dalam konteks penelitian Anda.

2. Isi Utama

Selanjutnya, isi utama, mencakup ulasan teori, konsep, dan penelitian terdahulu yang relevan. Peneliti juga perlu menyertakan analisis terhadap temuan penelitian sebelumnya untuk menunjukkan relevansi dengan topik penelitian.

3. Penutup

Bagian penutup merangkum temuan utama dalam kajian pustaka dan menunjukkan bagaimana penelitian baru dapat mengisi celah penelitian terdahulu.

Contoh Kajian Pustaka

Kajian pustaka dapat diterapkan di berbagai bidang, seperti:

1. Bidang Pendidikan

Contoh kajian literatur pada penelitian di bidang pendidikan, yaitu:

“Penelitian ini didasarkan pada teori konstruktivisme yang menekankan pentingnya keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran (Piaget, 1952). Studi oleh Brown (2019) menunjukkan bahwa metode pembelajaran kolaboratif meningkatkan hasil belajar hingga 20% dibanding metode konvensional. Namun, penelitian ini belum mengkaji penerapan teknologi dalam metode ini, sehingga penelitian ini berfokus pada penggunaan aplikasi interaktif dalam pembelajaran kolaboratif.”

2. Bidang Kesehatan

Selanjutnya, contoh kajian literatur pada penelitian di bidang kesehatan, yaitu:

“Studi epidemiologi menunjukkan hubungan erat antara kebiasaan merokok dan risiko kanker paru-paru (WHO, 2020). Namun, penelitian sebelumnya kurang mendalami efektivitas kampanye kesehatan berbasis media sosial untuk mengurangi kebiasaan merokok. Penelitian ini akan mengeksplorasi dampak kampanye tersebut terhadap kesadaran masyarakat.”

Cara Membuat Kajian Pustaka

Menyusun kajian pustaka memerlukan langkah-langkah yang terorganisir untuk memastikan bagian ini memberikan landasan yang kuat bagi penelitian Anda. Berikut panduannya:

1. Tentukan Fokus Kajian Pustaka

Langkah pertama adalah menentukan fokus kajian pustaka sesuai dengan topik penelitian Anda. Fokus ini harus spesifik dan mencerminkan tujuan penelitian, seperti menjelaskan teori tertentu atau menyoroti celah dalam penelitian terdahulu.

Selain itu, fokus kajian pustaka membantu menyaring referensi yang relevan dari literatur yang tersedia. Misalnya, jika topik Anda terkait efektivitas pembelajaran daring, kajian pustaka dapat memusatkan perhatian pada teori pendidikan digital dan hasil penelitian terkait.

2. Kumpulkan Referensi yang Relevan

Setelah fokus ditentukan, langkah berikutnya adalah mengumpulkan referensi yang relevan. Referensi dapat berupa jurnal ilmiah, buku, artikel, atau sumber terpercaya lainnya. Pastikan sumber yang digunakan adalah yang terbaru untuk menjaga relevansi penelitian Anda.

Menggunakan alat pencarian seperti Google Scholar atau database akademik seperti SINTA, Scopus, dan PubMed dapat membantu Anda menemukan referensi yang berkualitas. Jangan lupa untuk mencatat setiap referensi dengan rinci agar memudahkan proses penulisan dan pengutipan.

3. Analisis dan Sintesis Literatur

Setelah mengumpulkan referensi, lakukan analisis untuk memahami isi dari setiap literatur. Temukan hubungan antara teori, konsep, atau penelitian terdahulu yang relevan dengan topik Anda. Analisis ini membantu mengidentifikasi pola, tren, atau kesenjangan penelitian.

Langkah selanjutnya adalah melakukan sintesis, yaitu menggabungkan hasil analisis tersebut menjadi narasi yang terstruktur. Sintesis memungkinkan Anda untuk menunjukkan bagaimana teori dan penelitian sebelumnya mendukung atau memberikan konteks bagi penelitian Anda.

4. Susun Kerangka Kajian Pustaka

Menyusun kerangka kajian pustaka adalah langkah penting untuk menjaga alur penulisan tetap terstruktur. Kerangka ini biasanya terdiri dari pendahuluan, isi utama, dan penutup. Pendahuluan berisi pengantar topik, isi utama mencakup ulasan teori dan penelitian terdahulu, sementara penutup merangkum temuan utama.

5. Tulis Kajian Pustaka Secara Sistematis

Penulisan kajian pustaka harus dilakukan dengan sistematis, mulai dari pengantar hingga penutup. Gunakan bahasa yang jelas dan formal untuk menyampaikan ide Anda. Hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis tanpa penjelasan tambahan, agar pembaca dari berbagai latar belakang dapat memahaminya.

Selain itu, pastikan setiap teori atau penelitian yang disebutkan disertai dengan kutipan yang sesuai. Hal ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas tulisan Anda tetapi juga menghormati karya peneliti sebelumnya.

6. Gunakan Kutipan yang Tepat

Kutipan adalah elemen penting dalam kajian pustaka. Pastikan Anda menggunakan format kutipan yang sesuai, seperti APA, MLA, atau Chicago, tergantung pada pedoman institusi atau jurnal tempat Anda mengajukan karya ilmiah. Kutipan yang tepat membantu menghindari masalah plagiarisme.

Gunakan kutipan secara bijak untuk mendukung argumen Anda, tetapi jangan terlalu banyak hingga membuat tulisan terkesan hanya berupa rangkuman dari penelitian orang lain. Sebaliknya, gunakan kutipan untuk memperkuat ide orisinal Anda dalam konteks literatur yang ada.

Itulah pembahasan terkait kajian pustaka mulai dari fungsi, struktur, contoh, dan cara membuatnya.

Ingin tahu bagaimana cara menyusun karya ilmiah yang mudah dipahami dan layak terbit? Baca artikel dari Penerbit Deepublish Jakarta untuk menuju publikasi ilmiah yang sukses!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *