Gap penelitian adalah celah atau kekosongan pengetahuan dalam suatu bidang yang belum terjawab oleh penelitian-penelitian sebelumnya.
Dalam dunia akademik, gap penelitian sangat penting karena menunjukkan mengapa penelitian Anda perlu dilakukan dan apa kontribusinya bagi pengembangan ilmu. Tanpa menemukan gap penelitian, karya ilmiah akan kehilangan arah dan kurang memiliki nilai kebaruan.
Makanya, di artikel ini kami akan menjelaskan pengertian, penyebab, jenis-jenis, dan contoh gap penelitian agar Anda bisa menyusunnya dengan lebih mudah dan tepat. Yuk, simak selengkapnya di sini!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Gap Penelitian
Gap penelitian adalah celah atau kekosongan pengetahuan yang belum terisi oleh penelitian-penelitian sebelumnya dalam suatu bidang ilmu.
Hal ini bisa berarti ada topik yang belum pernah peneliti bahas sama sekali. Selain itu, bisa juga topik tersebut sudah dibahas tapi hasilnya belum konsisten, metode yang digunakan kurang tepat, atau ada perspektif baru yang belum dieksplorasi.
Mengidentifikasi gap penelitian menjadi langkah krusial dalam menyusun proposal riset. Hal ini karena menunjukkan orisinalitas dan urgensi studi yang akan Anda lakukan, serta memberikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan.
Penyebab Terjadinya Gap Penelitian
Gap penelitian bisa muncul karena berbagai faktor yang memengaruhi keberadaan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut 4 penyebab utamanya.
1. Keterbatasan Literatur
Keterbatasan literatur menjadi penyebab utama munculnya gap penelitian. Hal ini terjadi karena belum banyak penelitian yang membahas topik tertentu secara mendalam sehingga masih ada celah untuk dieksplorasi.
2. Perubahan Kondisi Sosial dan Teknologi
Selain itu, perubahan kondisi sosial dan perkembangan teknologi yang begitu cepat juga memunculkan gap penelitian baru. Apa yang relevan di masa lalu bisa saja sudah tidak relevan lagi sehingga diperlukan penelitian terbaru untuk menjawab kebutuhan zaman.
3. Pendekatan yang Tidak Memadai
Di sisi lain, pendekatan penelitian yang digunakan sebelumnya bisa saja kurang tepat atau kurang mendalam. Penelitian baru dengan pendekatan berbeda dibutuhkan untuk menghasilkan temuan yang lebih valid dan komprehensif.
4. Fokus Terlalu Spesifik
Terakhir, gap penelitian juga bisa muncul ketika penelitian sebelumnya memiliki fokus yang terlalu spesifik. Akibatnya, masih ada aspek lain yang terabaikan dan bisa dijadikan fokus penelitian selanjutnya.
Jenis-Jenis Gap Penelitian
Gap penelitian dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan aspek yang belum terjawab dalam penelitian sebelumnya. Berikut penjelasannya:
1. Gap Teoritis
Gap teoritis terjadi ketika terdapat kekurangan atau kelemahan dalam teori yang digunakan pada penelitian sebelumnya. Hal ini membuka peluang bagi peneliti untuk mengembangkan atau memodifikasi teori agar lebih relevan dengan fenomena yang diteliti.
2. Gap Metodologis
Selain itu, gap metodologis muncul karena metode penelitian yang digunakan sebelumnya belum memadai untuk menjawab masalah penelitian secara menyeluruh. Peneliti dapat menggunakan metode baru atau kombinasi metode untuk menghasilkan temuan yang lebih komprehensif.
3. Gap Empiris
Di sisi lain, gap empiris terjadi ketika masih ada data atau bukti empiris yang kurang atau belum tersedia dalam topik penelitian tertentu. Hal ini menjadi peluang bagi peneliti untuk melakukan pengumpulan data yang lebih luas dan mendalam terkait fenomena yang diteliti.
4. Gap Kontekstual
Gap kontekstual muncul ketika penelitian sebelumnya dilakukan pada konteks atau wilayah tertentu saja. Penelitian baru dapat Anda lakukan pada konteks atau wilayah berbeda untuk mengetahui apakah hasil penelitian tetap berlaku atau terdapat perbedaan yang signifikan.
Cara Mencari Gap Penelitian
Mencari gap penelitian memang terlihat sulit, tetapi sebenarnya bisa Anda lakukan dengan langkah yang sistematis. Tanpa menemukan gap penelitian, karya ilmiah hanya akan mengulang penelitian sebelumnya tanpa nilai kebaruan.
Berikut 6 cara yang bisa Anda lakukan untuk menemukan gap penelitian dengan lebih mudah.
- Membaca literatur terbaru untuk menemukan celah atau pertanyaan yang belum terjawab.
- Mengidentifikasi keterbatasan pada penelitian sebelumnya yang bisa Anda lengkapi.
- Mengamati perubahan tren sosial, ekonomi, atau teknologi yang menimbulkan masalah baru.
- Menggunakan pendekatan teori yang berbeda dari penelitian sebelumnya untuk melihat perspektif lain.
- Mengkaji hasil penelitian di wilayah atau konteks berbeda untuk melihat adanya perbedaan.
3 Contoh Gap Penelitian
Agar Anda lebih memahami konsep gap penelitian, berikut 3 contohnya yang sering ditemukan dalam karya ilmiah.
1. Kurangnya Penelitian tentang Dampak Media Sosial pada Anak Usia Dini
Saat ini, banyak anak usia dini menggunakan media sosial. Tapi, penelitian tentang dampaknya masih terbatas. Penelitian baru diperlukan untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap perkembangan kognitif dan sosial mereka.
2. Belum Ada Kajian tentang Strategi Branding UMKM di Pedesaan
Sebagian besar penelitian branding hanya fokus pada UMKM di perkotaan. Makanya, penelitian tentang strategi branding UMKM di pedesaan dapat memberikan kontribusi baru bagi pengembangan ekonomi lokal.
3. Belum Ada Penelitian tentang Penggunaan Green Marketing pada Industri Kecil di Indonesia
Selama ini, green marketing lebih banyak dikaji pada perusahaan besar atau multinasional. Meneliti penerapan green marketing di industri kecil dapat membuka wawasan baru terkait keberlanjutan bisnis.
Itulah penjelasan lengkap mengenai gap penelitian mulai dari pengertian hingga contohnya.
Dapatkan lebih banyak tips dan informasi seputar penelitian dengan membaca artikel-artikel kategori Karya Ilmiah/Jurnal hanya dari Penerbit Deepublish Jakarta!