Menulis buku ilmiah bukan hanya tentang menyampaikan gagasan, tetapi juga tentang bagaimana Anda menyusunnya dengan format dan gaya bahasa yang sesuai standar. Dalam konteks penulisan buku ilmiah yang diakui Dikti, ada beberapa aturan teknis dan akademik yang perlu diperhatikan agar karya Anda sahih secara akademik dan siap disebarluaskan di lingkungan perguruan tinggi.
Artikel ini akan membahas bagaimana penulisan buku ilmiah yang baik dimulai dari struktur isi, format penulisan, hingga pemilihan bahasa yang tepat. Jika Anda ingin buku Anda diakui secara resmi oleh Dikti, maka penting untuk memahami dan mengikuti kaidah berikut ini.
Daftar Isi
ToggleStruktur Buku Ilmiah
Dalam penulisan buku ilmiah, struktur yang sistematis menjadi fondasi utama agar isi buku mudah dipahami dan terarah. Berikut beberapa struktur buku ilmiah yang menjadi acuan penilaian oleh Dikti saat memverifikasi kualitas buku ilmiah:
1. Pendahuluan
Pendahuluan berfungsi sebagai pintu masuk bagi pembaca untuk memahami latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penulisan. Di bagian ini, Anda dapat menjelaskan konteks umum yang melatarbelakangi topik buku secara ringkas namun padat.
Biasanya, pendahuluan juga mencakup urgensi penulisan dan kontribusi buku terhadap bidang keilmuan tertentu agar pembaca maupun Dikti melihat nilai tambah dari buku ilmiah Anda.
2. Tinjauan Pustaka
Bagian ini menampilkan referensi atau teori yang mendukung topik buku. Tinjauan pustaka menunjukkan bahwa penulis memahami konteks keilmuan dan perkembangan terbaru dari tema yang dibahas.
Tinjauan pustaka juga membantu memperkuat argumen yang dibangun dalam buku. Semakin kuat literatur yang digunakan, semakin kredibel pula isi buku ilmiah Anda.
3. Metodologi Penelitian
Jika buku ilmiah Anda berbasis riset, bagian metodologi menjadi elemen penting. Di sini Anda menjelaskan jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan.
Metodologi yang jelas dan terstruktur akan memudahkan pembaca dalam menilai validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Dikti juga mempertimbangkan aspek ini dalam mengakui buku sebagai karya ilmiah.
4. Pembahasan atau Isi Utama
Isi utama buku menjelaskan hasil temuan, analisis data, atau argumentasi keilmuan. Struktur pembahasan bisa disusun per bab sesuai subtema yang saling terhubung.
Bahasan yang sistematis, logis, dan berdasarkan data akan menunjukkan kualitas pemikiran ilmiah Anda. Pastikan setiap bab memiliki alur logis dari awal hingga akhir.
5. Penutup
Penutup berisi kesimpulan dari pembahasan sebelumnya dan saran jika diperlukan. Kesimpulan harus merangkum poin-poin penting tanpa mengulang isi secara keseluruhan.
Penutup bisa menjadi refleksi penulis terhadap kontribusi buku secara umum. Penutup yang kuat akan meninggalkan kesan mendalam pada pembaca dan penilai dari Dikti.
Format Penulisan Buku Ilmiah
Dikti memiliki standar tersendiri yang harus dipatuhi agar buku bisa dikategorikan sebagai karya ilmiah yang layak. Berikut ini format penulisan buku ilmiah sangat memengaruhi profesionalitas karya:
1. Ukuran dan Jenis Font
Font yang umum digunakan dalam penulisan buku ilmiah adalah Times New Roman ukuran 12 pt. Font ini dianggap formal dan mudah dibaca.
Hindari menggunakan font dekoratif atau ukuran terlalu kecil karena dapat mengurangi kenyamanan pembaca. Konsistensi penggunaan font juga sangat penting.
2. Spasi dan Margin
Umumnya, spasi antar baris adalah 1,5 dengan margin 4 cm di sisi kiri dan 3 cm di sisi lainnya untuk memberikan ruang cukup sebagai anotasi atau catatan jika dibutuhkan. Format spasi dan margin yang tepat akan memudahkan proses penyuntingan, baik internal maupun oleh penerbit yang bekerja sama dengan Dikti.
3. Penomoran Bab dan Subbab
Gunakan sistem penomoran yang sistematis, seperti 1, 1.1, 1.2, dan seterusnya untuk membantu pembaca menavigasi isi buku dengan lebih mudah. Pastikan setiap judul bab dan subbab dicetak tebal (bold) agar terlihat jelas.
Teknik Penulisan Referensi
Referensi merupakan elemen krusial dalam penulisan buku ilmiah. Penggunaan teknik sitasi yang benar menunjukkan etika akademik dan profesionalisme Anda sebagai penulis. Beberapa style penulisan referensi pada karya ilmiah yang umum digunakan, antara lain:
- APA (American Psychological Association) Style, umum digunakan dalam bidang psikologi, pendidikan, dan ilmu sosial.
Contoh dalam teks: (Putra, 2021)
Contoh dalam daftar pustaka: Putra, A. (2021). Psikologi Pendidikan Modern. Jakarta: Pustaka Ilmu.
- MLA (Modern Language Association) Style, umum digunakan dalam bidang sastra, humaniora, dan studi budaya.
Contoh dalam teks: (Sari 123)
Contoh dalam daftar pustaka: Sari, Dina. Kajian Budaya dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Literasi Nusantara, 2020.
- Chicago Manual of Style (CMS), umum digunakan dalam bidang sejarah, filsafat, dan beberapa ilmu humaniora.
Contoh dalam teks: (Rachman 2019, 45)
Contoh catatan kaki: 1. “Rachman, Budi. Sejarah Politik Asia Tenggara. Bandung: Citra Ilmu, 2019.”.
Contoh dalam daftar pustaka: Rachman, Budi. Sejarah Politik Asia Tenggara. Bandung: Citra Ilmu, 2019.
- IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) Style, umum digunakan dalam bidang teknik, ilmu komputer, dan teknologi
Contoh dalam teks: Menurut studi sebelumnya [5],…
Contoh dalam daftar pustaka: [5] A. Nugroho, Pengantar Jaringan Komputer, Jakarta: Teknik Media, 2020.
- Harvard Style, umum digunakan dalam bidang ekonomi, bisnis, dan ilmu sosial.
Contoh dalam teks: (Wijaya, 2022)
Contoh dalam daftar pustaka: Wijaya, R. (2022). Manajemen Keuangan Perusahaan. Surabaya: Akademia Press.
Format Penulisan Buku Ilmiah
Dikti memiliki standar tersendiri yang harus dipatuhi agar buku bisa dikategorikan sebagai karya ilmiah yang layak. Berikut ini format penulisan buku ilmiah sangat memengaruhi profesionalitas karya:
1. Ukuran dan Jenis Font
Font yang umum digunakan dalam penulisan buku ilmiah adalah Times New Roman ukuran 12 pt. Font ini dianggap formal dan mudah dibaca.
Hindari menggunakan font dekoratif atau ukuran terlalu kecil karena dapat mengurangi kenyamanan pembaca. Konsistensi penggunaan font juga sangat penting.
2. Spasi dan Margin
Umumnya, spasi antar baris adalah 1,5 dengan margin 4 cm di sisi kiri dan 3 cm di sisi lainnya untuk memberikan ruang cukup sebagai anotasi atau catatan jika dibutuhkan. Format spasi dan margin yang tepat akan memudahkan proses penyuntingan, baik internal maupun oleh penerbit yang bekerja sama dengan Dikti.
3. Penomoran Bab dan Subbab
Gunakan sistem penomoran yang sistematis, seperti 1, 1.1, 1.2, dan seterusnya untuk membantu pembaca menavigasi isi buku dengan lebih mudah. Pastikan setiap judul bab dan subbab dicetak tebal (bold) agar terlihat jelas.
Pencantuman Grafik dan Tabel
Grafik dan tabel memudahkan penyajian data dalam bentuk visual yang ringkas. Dalam penulisan buku ilmiah, elemen ini dapat memperkuat argumen yang Anda bangun.
1. Penempatan yang Strategis
Grafik dan tabel sebaiknya berada dekat dengan paragraf yang menjelaskannya agar membantu pembaca memahami data tanpa harus berpindah halaman. Penempatan yang tepat juga memperkuat keterkaitan antara visualisasi data dan narasi tulisan.
2. Pemberian Judul dan Sumber
Setiap grafik dan tabel harus memiliki judul yang jelas dan informatif. Sumber data juga wajib dicantumkan jika diambil dari pihak lain. Judul biasanya diletakkan di atas tabel dan di bawah grafik.
3. Konsistensi Format
Gunakan gaya dan ukuran font yang konsisten pada seluruh grafik dan tabel. Hindari warna-warna mencolok yang dapat mengganggu pembacaan. Format yang seragam menunjukkan keseriusan penulis dalam menjaga kualitas visual dan keselarasan isi buku.
Pemilihan Gaya Bahasa Ilmiah
Gaya bahasa dalam penulisan buku ilmiah harus objektif, lugas, dan bebas dari opini pribadi yang tidak berdasar. Beberapa pemilihan gaya bahasa ilmiah untuk menjaga kredibilitas isi buku sebagai beriku:
1. Bahasa Objektif dan Netral
Gunakan kata-kata yang bersifat netral, tidak emosional, dan berdasarkan data. Hindari kata sifat berlebihan seperti “sangat hebat” atau “luar biasa”. Bahasa objektif memperlihatkan bahwa penulis menyampaikan fakta, bukan sekadar opini.
2. Menghindari Kalimat Ambigu
Kalimat harus jelas dan tidak menimbulkan tafsir ganda. Struktur kalimat yang baik akan memudahkan pembaca memahami maksud tulisan. Gunakan kalimat aktif jika memungkinkan, dan hindari penggunaan jargon yang tidak umum tanpa penjelasan.
3. Konsistensi Format
Istilah teknis atau kata kunci yang digunakan harus konsisten dari awal hingga akhir untuk menjaga kesatuan makna. Jika menggunakan istilah asing, sertakan padanan dalam bahasa Indonesia saat pertama kali disebutkan.
Itulah panduan lengkap mengenai format dan gaya bahasa penulisan buku ilmiah yang diakui Dikti. Dengan mengikuti struktur, format, dan gaya bahasa yang tepat, buku Anda memiliki peluang besar untuk diakui sebagai karya ilmiah resmi.
Semoga bermanfaat! Baca artikel-artikel terbaru dari Penerbit Deepublish Jakarta untuk memahami lebih detail tentang penulisan karya ilmiah!