Menggunakan kata yang halus bisa menjadi seni tersendiri dalam berkomunikasi. Di sinilah majas eufemisme berperan penting, gaya bahasa yang membuat kalimat terdengar sopan, lembut, dan penuh empati.
Yuk, pelajari lebih dalam pengertian, fungsi, dan contoh majas eufemisme agar tulisan dan ucapan Anda semakin beretika dan berkelas!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Majas Eufemisme
Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata atau ungkapan yang dianggap kasar, tidak sopan, atau menyinggung dengan kata yang lebih halus dan santun. Kata eufemisme sendiri berasal dari bahasa Yunani euphemismos yang berarti “berbicara baik”.
Dalam komunikasi, majas eufemisme berfungsi untuk menjaga perasaan pendengar atau pembaca agar tidak tersinggung. Misalnya, daripada mengatakan “orang itu miskin”, Anda bisa menggunakan “orang itu kurang mampu”.
Selain dalam percakapan sehari-hari, majas ini juga sering digunakan dalam karya sastra, berita, maupun pidato resmi. Tujuannya adalah menjaga citra, menciptakan suasana yang lebih positif, serta menunjukkan empati terhadap pihak lain.
Fungsi Majas Eufemisme
Secara umum, majas eufemisme berfungsi untuk menjaga kesopanan dan memperhalus makna dalam komunikasi. Namun, lebih dari itu, ada beberapa fungsi penting lain yang membuat majas ini sering digunakan dalam berbagai konteks.
Berikut beberapa fungsi utama majas eufemisme:
1. Menjaga Kesopanan dalam Berkomunikasi
Salah satu fungsi utama majas eufemisme adalah menjaga kesopanan. Dalam budaya timur seperti Indonesia, tutur kata yang halus mencerminkan karakter dan kehormatan seseorang.
2. Menghindari Konotasi Negatif
Majas eufemisme juga berfungsi untuk menghindari kesan negatif dari kata-kata yang sensitif.
3. Menunjukkan Empati dan Rasa Hormat
Selanjutnya, dalam situasi tertentu, majas eufemisme digunakan untuk menunjukkan empati kepada orang lain. Fungsi ini membuat bahasa menjadi alat yang tidak hanya informatif, tetapi juga penuh kehangatan dan penghargaan terhadap sesama.
4. Menciptakan Nuansa Lembut dan Humanis
Penggunaan majas eufemisme dapat membangun suasana yang lembut dalam komunikasi, baik lisan maupun tulisan. Hal ini penting dalam bidang pendidikan, politik, dan media, di mana pemilihan kata yang tidak tepat dapat menimbulkan kontroversi.
Selain itu, fungsi ini juga sering digunakan dalam karya sastra untuk memperindah diksi dan memperdalam makna emosional tanpa harus menyampaikan kata-kata yang terlalu tajam.
Contoh Majas Eufemisme
Berikut 50+ contoh majas eufemisme yang bisa Anda pelajari dan gunakan:
- Ia sudah berpulang ke rahmatullah.
- Ibu itu sedang berbadan dua.
- Mereka berasal dari keluarga kurang mampu.
- Pekerja itu sedang mencari peluang baru.
- Budi memiliki keterbatasan fisik.
- Rumah tangga mereka sedang diuji.
- Ia kini menjalani masa pembinaan.
- Perusahaan sedang melakukan efisiensi tenaga kerja.
- Harga bahan pokok mengalami penyesuaian.
- Anak itu memiliki kebutuhan khusus.
- Ia sedang beristirahat panjang.
- Pria itu sudah tidak bersama kita lagi.
- Nenekku berpindah alam dengan tenang.
- Ia mendapat peringatan keras dari pimpinan.
- Siswa itu perlu bimbingan lebih lanjut.
- Pengusaha itu sedang menghadapi tantangan keuangan.
- Mereka tinggal di kawasan padat penduduk.
- Ayahnya bekerja sebagai petugas kebersihan kota.
- Perempuan itu bekerja di industri hiburan malam.
- Ia sedang menjalani perawatan intensif.
- Ia mengalami kesulitan ekonomi.
- Mereka sedang beradaptasi dengan keadaan baru.
- Ia kurang beruntung dalam bisnisnya.
- Siswa tersebut perlu perhatian khusus.
- Perusahaan sedang menyesuaikan struktur organisasi.
- Ia berasal dari kalangan sederhana.
- Penduduk setempat belum tersentuh pembangunan.
- Mereka kehilangan mata pencaharian.
- Ia sedang dalam proses hukum.
- Warga itu menerima bantuan sosial.
- Kakek sudah dipanggil yang Maha Kuasa.
- Paman sedang menjalani masa istirahat panjang.
- Ia bukan lagi bagian dari tim.
- Mereka sedang menghadapi masa sulit.
- Anak itu butuh perhatian lebih.
- Ia menjalani masa introspeksi diri.
- Pria itu sedang mencari arah hidup baru.
- Ia mengundurkan diri demi alasan pribadi.
- Mereka berbeda kemampuan fisik.
- Ia mengalami keterlambatan belajar.
- Pria itu kurang berhasil dalam usahanya.
- Siswa tersebut masih perlu motivasi tambahan.
- Ia sedang menata kembali kehidupannya.
- Mereka kehilangan tempat tinggal.
- Ia tengah dalam kondisi kurang sehat.
- Anak itu sedang menghadapi ujian berat.
- Ia sedang memperbaiki sikapnya.
- Pekerja itu sedang menjalani pelatihan ulang.
- Mereka menjadi korban pemutusan hubungan kerja.
- Ia tengah berada dalam pengawasan pihak berwenang.
- Karyawan itu mendapatkan surat cinta dari HRD.
- Ia sedang mencari peruntungan baru di kota lain.
- Perusahaan sedang melakukan penataan sumber daya.
- Anak itu lahir dengan kondisi istimewa.
- Ia baru saja menutup usia.
- Warga itu tinggal di wilayah prasejahtera.
- Ia mengalami kesulitan finansial.
- Siswa tersebut sedang dalam masa pembinaan karakter.
- Ia bekerja di sektor informal.
- Mereka sedang berjuang memperbaiki nasib.
- Ia belum memiliki pekerjaan tetap.
- Pria itu sedang memulai lembaran baru.
- Ia berasal dari latar belakang sederhana.
- Mereka kehilangan orang tercinta.
- Ia sedang berusaha bangkit dari keterpurukan.
Demikian pembahasan lengkap tentang majas eufemisme beserta 50+ contohnya yang bisa Anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun tulisan akademik.
Jika Anda tertarik memperdalam kemampuan menulis dan ingin menuangkan ide menjadi sebuah buku, Anda bisa membaca E-book Panduan Cepat Menulis Buku dari Deepublish Jakarta. Buku ini akan membantu Anda memahami struktur penulisan, alur berpikir, hingga cara menyusun naskah agar siap diterbitkan.

