10 Contoh Kalimat Tidak Padu dan Tips Menghindarinya

kalimat tidak padu

Apakah Anda sering menemui kalimat yang terlalu panjang dan sulit dipahami? Itulah kalimat tidak padu atau kalimat sumbang. Kalimat tersebut sering kali menjadi penyebab pembaca merasa kebingungan memahami isi pesan dalam sebuah tulisan. Hal ini bisa terjadi karena kesalahan dalam memilih kata, penggunaan konjungsi ataupun kalimat yang tidak logis. 

Salah satu cara untuk memperbaiki adalah dengan menyusun kembali ide-ide yang ada dan memastikan setiap kalimat memiliki gagasan utama yang jelas. 

Artikel ini akan memberikan pemahaman mengenai apa saja ciri-ciri kalimat tidak padu, contoh, tips praktis menghindari kesalahan menulis kalimat tidak padu, serta cara memperbaikinya.   

Ciri-Ciri Kalimat Tidak Padu

Berikut ini adalah ciri-ciri kalimat tidak padu:

1. Pleonasme (Kata-kata yang Berlebihan)

Ciri-ciri kalimat tidak padu biasanya menggunakan kata-kata yang panjang tanpa jeda dan berbelit-belit. Hal ini sering kali terjadi karena penulis ingin memberikan penekanan terhadap suatu hal, tapi justru membuat kalimat menjadi tidak jelas.

2. Frasa Tidak Relevan

Pada sumbang biasanya terdapat kata atau frasa yang tidak berhubungan dengan isi utama kalimat. Hal tersebut tentunya akan mengganggu jalan cerita. Frasa yang tidak relevan dapat mengalihkan perhatian pembaca dari ide utama kalimat.

3. Gagasan atau Ide yang Tidak Fokus

Kalimat yang tidak padu mengandung lebih dari satu ide pokok atau beberapa ide yang bercampur tanpa ada penghubung yang jelas. Ide yang tidak fokus biasanya rancu atau terlalu luas sehingga sulit untuk dijabarkan dan dikembangkan.

4. Penggunaan Konjungsi Tidak Tepat

Penggunaan konjungsi yang tidak tepat dapat menyebabkan hubungan antar bagian kalimat menjadi tidak relevan.

5. Susunan Kalimat Tidak Logis

Hubungan antar unsur dalam kalimat sumbang cenderung tidak masuk akal, baik dari segi tata bahasa maupun makna. Susunan kalimat tidak logis terjadi ketika urutan frasa atau kata dalam sebuah kalimat tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang benar.

6. Mengandung Pengulangan yang Tidak Efektif

Kalimat atau informasi yang disampaikan berulang-ulang akan membuat pembaca bingung. Hal ini terjadi karena hubungan antar ide dalam kalimat tersebut tidak jelas atau bahkan tidak ada.

Kalimat tidak padu muncul karena ketidaksesuaian gagasan, struktur, atau penggunaan kata. Untuk menciptakan kalimat yang padu, pastikan ide yang disampaikan fokus pada satu gagasan, relevan, dan sesuai dengan kaidah tata bahasa. 

Contoh Kalimat Tidak Padu

Berikut merupakan sepuluh contoh kalimat tidak padu:

  1. “Saya suka membaca buku di perpustakaan, karena kemarin sepeda saya baru saja dicuci.”
  • Gagasan ide “membaca buku” dan “mencuci sepeda” tidak berhubungan.  
  1. “Dinda belajar sangat keras semalaman, tetapi dia mendapatkan nilai tertinggi di kelas.”
  • Penggunaan kata “tetapi” tidak tepat untuk digunakan karena tidak sesuai konteks.
  1. “Ketika pulang dari sekolah, saya melihat kucing hitam dari pohon dan tas saya berat sekali.”
  • Detail tentang “tas yang berat” tidak relevan dengan “kucing yang melompat”.
  1. “Setelah selesai bekerja, Budi makan malam bersama keluarga sambil memikirkan tugas kantor yang penuh dengan pekerjaan rumah.”
  • Penggunaan frasa “pekerjaan rumah” tidak relevan dengan tugas kantor sehingga menghasilkan kalimat yang tidak padu.
  1. “Dia tidak belajar, tetapi mendapatkan nilai paling buruk di sekolah.”
  • Penggunaan kata “tetapi” tidak sesuai dengan konteks karena kalimat tersebut menunjukkan hubungan sebab-akibat, sehingga lebih tepat menggunakan kata “sehingga”.
  1. “Kemarin saya berjalan kaki ke rumah nenek yang ada di desa sebelah, melewati sawah yang hijau, sambil membawa tas yang berat, lalu saya melihat kucing berlari di jalan.”
  • Kalimat ini terlalu panjang dan memuat detail yang berlebihan, sehingga gagasan utamanya menjadi tidak jelas.
  1. “Naura membeli bunga di pasar, bunga itu disimpannya di dalam vas bunga yang ada di ruang tamu.”
  • Kata “bunga” disebutkan berulang-ulang tanpa mengubah makna, sehingga membuat kalimat tidak padu dan terasa tidak efektif.
  1. “Karena cuaca panas sehingga Ali memutuskan untuk menonton film di bioskop.”
  • Kalimat tersebut menjadi tidak padu dan tidak logis karena penggunaan kata “karena” dan “sehingga” secara bersamaan.
  1. “Nabil bermain sepak bola tadi malam dan kemudian saya lupa membawa buku pelajaran ke madrasah.”
  • Kalimat tersebut juga termasuk kalimat tidak padu, karena kedua gagasan tersebut tidak saling berhubungan.
  1. ”Saya ingin pergi ke pesta karena hujan turun sangat deras”
  • Kata “karena” tidak sesuai dengan konteks kalimat yang berhubungan dengan keinginan untuk pergi ke pesta. Seharusnya menggunakan kata “tetapi” atau “meskipun”.

Tips Menghindari Kalimat Tidak Padu

Berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk menghindari kalimat tidak padu:

1. Hindari Informasi yang Tidak Relevan

Hindari memasukkan informasi yang tidak relevan atau bertentangan dengan ide utama. Pastikan setiap kalimat fokus pada ide utama dan tidak memasukkan informasi yang bertentangan. Kalimat yang tidak fokus dapat membuat pembaca kesulitan memahami kalimat.

2. Gunakan Tanda Baca yang Tepat

Manfaatkan tanda baca seperti koma (,) dan titik (.) untuk mengorganisasi kalimat dan memisahkan ide-ide dalam paragraf.

3. Pilih Konjungsi yang Sesuai

Pastikan menggunakan konjungsi atau kata penghubung yang sesuai dan jelas, seperti “dan”, “tetapi”, atau “sehingga”. Hal ini akan membantu menciptakan alur yang runtut sehingga mudah bagi pembaca memahami tulisan Anda. 

4. Susun Kalimat dengan Struktur yang Jelas

Hindari kalimat yang kurang terstruktur atau terputus-putus. Pastikan setiap kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas serta mendukung ide utama.

5. Pisahkan Paragraf Jika Diperlukan

Jika sebuah paragraf memiliki kalimat-kalimat yang tidak saling terhubung, pisahkan menjadi paragraf yang lebih kecil. Dengan begitu, Anda tidak akan lagi menemukan kalimat tidak padu. 

Cara Memperbaiki Kalimat Tidak Padu

Memperbaiki kalimat yang tidak padu membutuhkan ketelitian dan pemahaman tentang struktur kalimat. Berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam memperbaiki kalimat tidak padu:

1. Periksa Struktur Kalimat

Untuk menghasilkan kalimat yang padu, pastikan setiap kalimat memiliki unsur pokok yang lengkap berupa subjek, predikat, dan objek (jika diperlukan). Gunakan kata hubung yang tepat, serta perhatikan penggunaan tanda baca yang benar, supaya gagasan dalam kalimat dapat tersampaikan dengan jelas.

Contoh:

  • Salah: “Karena hujan, jadi tidak pergi.” (Kalimat tidak lengkap, kurang predikat).
  • Benar: “Karena hujan, kami tidak jadi pergi ke taman.”

2. Periksa Penggunaan Kata

Kalimat yang tidak padu bisa Anda perbaiki dengan menghindari pengulangan kata dan penggunaan antonim. Selain itu, Anda juga bisa meminimalisir penggunaan kata ganda yang tidak perlu.

Contoh: 

  • Salah: “Dia sangat pintar, sampai-sampai dia bodoh sekali.” (Penggunaan kata yang tidak tepat, yaitu kata “bodoh” bertentangan dengan “pintar”).
  • Benar: “Dia sangat pintar, sehingga selalu mendapat nilai terbaik di kelas.”

3. Periksa Makna Kalimat

Perhatikan konteks kalimat dalam paragraf atau teks secara keseluruhan. Anda juga bisa membenahi kalimat tidak padu dengan memastikan pesan yang ingin disampaikan jelas, logis, dan tidak ambigu.

Contoh: 

  • Salah: “Ibu membelikan saya baju baru, berwarna merah dan sangat cantik.” (Kalimat mengandung kata yang ambigu, yaitu kata “cantik” merujuk pada baju atau anak).
  • Benar: “Ibu membelikan saya baju baru berwarna merah yang sangat cantik.”

4. Periksa Ejaan dan Tanda Baca

Kalimat yang baik selalu menggunakan tanda baca yang sesuai dengan aturan. Anda juga harus memastikan semua ejaan yang digunakan benar.

Contoh: 

  • Salah: “Aku suka membaca, olahraga, dan bermain game, adalah hobiku.” (Tanda koma setelah “bermain game” seharusnya titik).
  • Benar: “Aku suka membaca, olahraga, dan bermain game. Itulah hobiku.”

Itulah beberapa ciri-ciri kalimat tidak padu, contoh, tips menghindari, serta cara memperbaikinya. Pastikan untuk selalu mengevaluasi gagasan atau kalimat yang akan Anda sampaikan sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar.

Dapatkan lebih banyak informasi seputar penulisan karya ilmiah dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Penerbit Deepublish Jakarta!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *