Tidak sedikit orang yang sering keliru dalam menggunakan kata imbuhan, baik dalam tulisan formal maupun percakapan sehari-hari. Kesalahan ini bisa berdampak pada makna yang kurang tepat atau bahkan mengurangi profesionalisme tulisan.
Dalam artikel ini, kami akan membahas beberapa jenis kata imbuhan yang sering salah dalam penggunaannya. Mulai dari imbuhan “me”, “ber-”, hingga “di-”, dan makna yang benar sesuai kaidah bahasa Indonesia. Simak ulasannya berikut ini!
Daftar Isi
ToggleApa Itu Kata Imbuhan
Kata imbuhan adalah bentuk tambahan yang disisipkan pada kata dasar untuk membentuk kata baru dengan makna berbeda. Imbuhan ini berfungsi memperjelas hubungan kata dalam kalimat, membedakan fungsi gramatikal, atau membentuk kelas kata baru. Dalam bahasa Indonesia, kata imbuhan bisa berupa awalan, sisipan, akhiran, atau gabungan dari semuanya.
Sebagai elemen yang penting dalam pembentukan kata, imbuhan terdiri dari berbagai jenis. Misalnya, imbuhan awalan seperti “me-” dan “ber-”, imbuhan akhiran seperti “-kan” dan “-i”, serta imbuhan gabungan seperti “memper-kan”. Setiap jenis memiliki aturan penggunaan yang berbeda.
Penggunaan kata imbuhan yang tepat mempengaruhi kejelasan dan keindahan tulisan. Salah kaprah dalam penggunaannya dapat mengaburkan makna dan membuat pembaca bingung. Oleh karena itu, memahami penggunaan imbuhan yang benar menjadi hal yang penting dalam komunikasi tertulis dan lisan.
Lebih dari itu, penggunaan imbuhan yang tidak sesuai dengan kaidah dapat mengurangi kredibilitas sebuah tulisan. Penting bagi penulis untuk merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) agar setiap kata yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kata Imbuhan “Me” yang Sering Salah
Beberapa kata dengan imbuhan “me-” sering salah digunakan, terutama ketika dikombinasikan dengan kata serapan dari bahasa asing. Berikut contoh kata yang sering salah:
Kata Tidak Baku | Kata Baku | Penjelasan |
mempublish | menerbitkan | Hindari mencampur imbuhan “ne–” dengan kata asing seperti “publish”. |
mendownload | mengunduh | Gunakan padanan bahasa Indonesia untuk menggantikan kata kerja asing. |
memfotocopy | menyalin | Kata “fotocopy” sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. |
memforward | meneruskan | “Forward” adalah istilah asing yang sebaiknya diganti dengan padanan lokal. |
menservis | memperbaiki | “Servis” adalah kata serapan yang lebih baik digantikan dengan kata baku. |
memanage | mengelola | Hindari mencampur imbuhan dengan istilah asing, gunakan padanan yang tepat. |
mengeprint | mencetak | Kata “print” dapat diganti dengan kata baku “cetak”. |
memposting | mengunggah | “Posting” adalah istilah asing, gunakan “mengunggah” untuk bentuk bakunya. |
memfotokan | memotret | Kata “foto” sebagai kata kerja baku adalah “memotret”. |
memvideo | Merekam video | Hindari bentuk langsung, gunakan frasa seperti “merekam video”. |
Penggunaan yang benar adalah memadukan imbuhan “me-” hanya dengan kata dasar bahasa Indonesia. Campuran dengan kata asing tanpa adaptasi dapat menghasilkan bentuk yang tidak sesuai dengan kaidah.
Kata Imbuhan “Ber” yang Sering Salah
Berikut contoh penggunaan imbuhan “ber-” yang sering keliru:
Kata Tidak Baku | Kata Baku | Penjelasan |
beraktifitas | beraktivitas | Gunakan kata dasar “aktivitas” sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. |
berkwalitas | berkualitas | “Kualitas” adalah bentuk baku, bukan “kwalitas”. |
berfikir | berpikir | Kata dasar yang benar adalah “pikir,” bukan “fikir”. |
berobatkan | berobat | Imbuhan “kan” tidak diperlukan untuk kata kerja ini. |
bersembahyang | beribadah | Kata “bersembahyang” lebih baik diganti dengan “beribadah” sesuai konteks umum. |
beradaptasi | menyesuaikan diri | Dalam beberapa konteks, kata kerja ini lebih tepat dengan imbuhan “me-”. |
berorganisir | berorganisasi | Gunakan bentuk kata dasar “organisasi” yang lebih baku. |
berinvestasi | berinvestasi | Tetap gunakan kata “berinvestasi,” tetapi pastikan sesuai konteks ekonomi. |
bertanggung-jawab | bertanggung jawab | Tidak perlu tanda hubung; tulis langsung. |
beringat-ingat | mengingat-ingat | Dalam konteks ini, imbuhan “me-” lebih tepat dibandingkan “ber-”. |
Kata Imbuhan “di” yang Sering Salah
Penggunaan imbuhan “di-” sering salah kaprah, terutama dalam bentuk pemisahan yang tidak sesuai:
Kata Tidak Baku | Kata Baku | Penjelasan |
di pakai | dipakai | Imbuhan “di-” untuk kata kerja pasif harus dirangkaikan dengan kata dasar. |
di mana | di mana (untuk tanya) | “Di mana” hanya digunakan dalam konteks pertanyaan, bukan deskripsi tempat. |
di rubah | diubah | Gunakan kata dasar “ubah” yang benar, bukan “rubah” (hewan). |
di anjurkan | dianjurkan | Imbuhan “di-” harus dirangkaikan langsung dengan kata dasar. |
di catat | dicatat | Hindari penulisan terpisah untuk kata kerja pasif. |
di buat | dibuat | Selalu sambungkan “di-” dengan kata dasar untuk kata kerja pasif. |
di ambil | diambil | Penulisan yang benar adalah menyatukan imbuhan “di-” dengan kata dasar. |
di tinggal kan | ditinggalkan | Imbuhan “di-” tidak perlu diberi spasi atau tambahan “-kan” yang terpisah. |
di hargai | dihargai | Penulisan terpisah seperti ini tidak sesuai kaidah. |
di jamin | dijamin | Pastikan “di-” melekat dengan kata kerja dasar. |
Demikian pembahasan mengenai beberapa kata imbuhan yang sering salah digunakan dalam bahasa Indonesia. Penguasaan kaidah yang tepat akan meningkatkan kualitas komunikasi tertulis dan profesionalisme.
Pastikan untuk selalu merujuk pada sumber resmi seperti KBBI untuk memastikan penggunaan kata yang benar. Dengan demikian, kemampuan berbahasa akan terus meningkat dan memperkaya keterampilan komunikasi.
Dapatkan lebih banyak informasi seputar penulisan dan penyusunan karya ilmiah dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Penerbit Deepublish Jakarta!