Tahukah Anda apa saja contoh penerapan instrumen penelitian dalam riset ilmiah yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif? Instrumen penelitian merupakan salah satu aspek yang perlu Anda perhatikan ketika sedang mengerjakan sebuah riset ilmiah.
Kali ini Penerbit Deepublish Jakarta akan membagikan dua penerapan instrumen penelitian kualitatif dan kuantitatif. Namun sebelum itu, simak penjelasan terkait instrumen penelitian terlebih dahulu pada bagian berikut.
Daftar Isi
ToggleApa Itu Instrumen Penelitian?
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan sumber data yang akan diolah dalam riset ilmiah. Sederhananya, instrumen penelitian merupakan cara yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk mendapatkan sumber data tersebut.
Hal ini membuat instrumen penelitian merupakan salah satu tahapan penting yang mesti dilakukan peneliti ketika mengerjakan riset ilmiah. Tanpa adanya instrumen penelitian, seorang peneliti tidak akan memiliki sumber data yang jelas dalam riset yang sedang dia kerjakan.
Instrumen penelitian ini bisa berbentuk dalam berbagai macam hal. Penggunaan instrumen penelitian ini bisa disesuaikan dengan jenis riset ilmiah yang sedang dikerjakan oleh seorang peneliti.
Setiap instrumen yang digunakan nantinya akan menghasilkan sumber data yang berbeda-beda. Oleh sebab itu ketika sedang mengerjakan riset ilmiah, Anda bisa menyesuaikan instrumen yang digunakan agar bisa mendapatkan sumber data yang selaras dengan penelitian yang sedang dikerjakan.
Jenis-Jenis Instrumen Penelitian
Terdapat beberapa jenis instrumen penelitian yang bisa Anda gunakan ketika sedang mengerjakan sebuah riset ilmiah, seperti:
1. Wawancara
Instrumen penelitian pertama yang bisa Anda gunakan dalam riset ilmiah adalah wawancara. Instrumen yang satu ini biasanya digunakan untuk penelitian yang bersifat kualitatif.
Ketika menggunakan instrumen ini, peneliti akan memberikan pertanyaan secara verbal kepada narasumber yang dijadikan sumber rujukan. Salah satu kelebihan dari instrumen ini adalah peneliti bisa mendapatkan sumber data secara langsung dari jawaban narasumber atas pertanyaan yang diutarakan.
2. Observasi
Observasi menjadi instrumen penelitian berikutnya yang bisa Anda gunakan dalam riset ilmiah. Ketika menerapkan instrumen ini, peneliti akan mengamati perilaku atau situasi dari objek penelitian yang dituju.
3. Diskusi Kelompok Terfokus
Anda juga bisa menggunakan diskusi kelompok terfokus sebagai salah satu alat dalam mengumpulkan sumber data. Instrumen ini memungkinkan seorang peneliti untuk mendapatkan data dari sekelompok orang dalam kurun waktu yang sama.
4. Eksperimen
Alat pengumpulan data yang bisa dilakukan berikutnya dalam riset ilmiah adalah eksperimen atau percobaan. Instrumen ini memungkinkan seorang peneliti untuk melakukan berbagai macam percobaan dan melihat reaksi dari objek penelitian yang diteliti.
5. Kuesioner
Instrumen penelitian terakhir yang bisa digunakan dalam riset ilmiah adalah kuesioner. Instrumen ini biasanya digunakan dalam penelitian yang bersifat kuantitatif.
Ketika menggunakan instrumen ini, peneliti akan membagikan daftar pertanyaan kepada beberapa responden. Jawaban dari para responden inilah yang nantinya akan diolah dan dianalisa sebagai sumber data dalam penelitian.
Contoh Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian Kualitatif
Berikut contoh penerapan instrumen penelitian wawancara dalam riset ilmiah yang bersifat kualitatif.
Topik Penelitian: Pengalaman Mahasiswa dalam Mengikuti Program Pertukaran Pelajar di Luar Negeri
Tujuan Penelitian: Memahami secara mendalam pengalaman mahasiswa yang mengikuti program pertukaran pelajar di luar negeri, termasuk motivasi, tantangan, dan dampak program terhadap perkembangan pribadi dan akademik mereka.
Instrumen: Panduan Wawancara Semi-Terstruktur
Panduan wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan terbuka yang akan diajukan kepada narasumber. Pertanyaan-pertanyaan ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan jalannya wawancara.
Contoh Pertanyaan
a. Motivasi:
– Apa yang mendorong Anda untuk mengikuti program pertukaran pelajar?
– Apakah ada faktor-faktor khusus yang mempengaruhi keputusan Anda untuk memilih negara tujuan?”
b. Tantangan:
– Tantangan apa saja yang Anda hadapi selama mengikuti program pertukaran pelajar?
– Bagaimana Anda menghadapi tantangan-tantangan tersebut?
c. Pengalaman Belajar dan Interaksi dengan Budaya Baru:
– Bagaimana pengalaman belajar Anda di universitas luar negeri dibandingkan dengan di Indonesia?”
– Ceritakan pengalaman Anda dalam berinteraksi dengan budaya baru di negara tujuan.
– Apakah ada perbedaan signifikan antara budaya di negara tujuan dengan budaya Indonesia yang Anda rasakan?
d. Dampak Program:
– Bagaimana program pertukaran pelajar ini telah memengaruhi perkembangan pribadi Anda (misalnya, kemandirian, kepercayaan diri, kemampuan berkomunikasi)?
– Apakah program ini juga berdampak pada perkembangan akademik Anda (misalnya, peningkatan kemampuan bahasa, perluasan wawasan)?
– Apakah Anda memiliki rencana atau tujuan tertentu setelah menyelesaikan program pertukaran pelajar?
Pelaksanaan Wawancara
a. Persiapan:
– Peneliti menghubungi calon narasumber (mahasiswa yang pernah mengikuti program pertukaran pelajar) dan membuat janji untuk wawancara.
– Peneliti menjelaskan tujuan penelitian dan memastikan bahwa narasumber bersedia untuk direkam selama wawancara.
b. Pelaksanaan:
– Wawancara dilakukan secara tatap muka atau melalui media daring, seperti Zoom atau Google Meet.
– Peneliti memulai wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan kembali tujuan penelitian.
– Mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka sesuai dengan panduan wawancara.
– Peneliti memberikan kesempatan kepada narasumber untuk berbicara secara bebas dan mengungkapkan pengalaman mereka.
– Peneliti mendengarkan dengan seksama dan mengajukan pertanyaan tambahan jika diperlukan.
c. Setelah Wawancara:
– Rekaman wawancara ditranskrip secara verbatim (kata demi kata).
– Transkrip wawancara dianalisis untuk mengidentifikasi tema-tema umum dan pola-pola pengalaman yang muncul dari narasumber.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari wawancara mendalam akan dianalisis secara kualitatif. Peneliti akan mencari pola, tema, dan makna yang terkandung dalam jawaban narasumber. Analisis ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, seperti analisis konten atau analisis tematik.
2. Instrumen Penelitian Kuantitatif
Adapun contoh penerapan instrumen penelitian kuantitatif berupa kuesioner adalah.
Judul Penelitian: Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa
Latar Belakang
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter tidak hanya digunakan untuk berinteraksi sosial, tetapi juga sebagai sarana promosi dan pemasaran produk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara penggunaan media sosial dengan perilaku konsumsi mahasiswa, seperti frekuensi pembelian, jenis produk yang dibeli, dan keputusan pembelian.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan secara online kepada mahasiswa dari berbagai fakultas di sebuah universitas.
Instrumen Penelitian
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian:
a. Data Demografi Responden: Pertanyaan mengenai usia, jenis kelamin, fakultas, dan tingkat pendidikan.
b. Penggunaan Media Sosial: Pertanyaan mengenai platform media sosial yang sering digunakan, frekuensi penggunaan, dan tujuan penggunaan media sosial.
c. Perilaku Konsumsi: Pertanyaan mengenai frekuensi pembelian produk secara online, jenis produk yang sering dibeli melalui media sosial, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian (misalnya, iklan, rekomendasi teman, ulasan produk).
Contoh Pertanyaan Kuesioner
a. Seberapa sering Anda menggunakan media sosial dalam sehari? (pilihan jawaban: kurang dari 1 jam, 1-3 jam, 4-6 jam, lebih dari 6 jam).
b. Platform media sosial mana yang paling sering Anda gunakan? (pilihan jawaban: Instagram, TikTok, Twitter, Facebook, dll.).
c. Apakah Anda pernah membeli produk yang diiklankan di media sosial? (pilihan jawaban: ya, sering; ya, kadang-kadang; tidak pernah).
d. Faktor apa yang paling mempengaruhi Anda dalam membeli produk secara online? (pilihan jawaban: iklan, rekomendasi teman, ulasan produk, harga, dll.).
Pengumpulan Data
Kuesioner disebarkan secara online melalui platform survei (misalnya, Google Forms). Mahasiswa yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian diminta untuk mengisi kuesioner tersebut.
Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis secara statistik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penggunaan media sosial dengan perilaku konsumsi mahasiswa. Teknik analisis yang digunakan dapat berupa analisis deskriptif (misalnya, persentase, rata-rata) dan analisis inferensial (misalnya, uji korelasi, regresi).
Itulah contoh penerapan instrumen penelitian, baik riset ilmiah yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Dapatkan lebih banyak informasi seputar penulisan dan penyusunan karya ilmiah dengan membaca artikel-artikel terbaru dari Penerbit Deepublish Jakarta!