7 Perbedaan Hybrid Learning dan Blended Learning

perbedaan hybrid learning dan blended learning

Di era digital ini, dunia pendidikan telah mengalami transformasi besar dengan munculnya berbagai model pembelajaran inovatif. Dua di antaranya yang sering diperbincangkan adalah Blended Learning dan Hybrid Learning. Meskipun keduanya sama-sama menggabungkan elemen pembelajaran daring dan tatap muka, ternyata terdapat perbedaan signifikan yang membuat keduanya unik.

Sebagai pendidik atau pelajar, mungkin Anda bertanya-tanya, manakah yang lebih cocok untuk kebutuhan Anda? Apakah struktur terencana dari Blended Learning atau fleksibilitas tinggi dari Hybrid Learning? Memahami perbedaan ini bukan hanya penting untuk memilih metode belajar yang tepat, tetapi juga untuk mengoptimalkan pengalaman belajar itu sendiri.

Dalam artikel ini, kami akan membahas 7 perbedaan utama antara Blended Learning dan Hybrid Learning. Simak sampai selesai untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang bagaimana kedua model ini dapat diterapkan dalam sistem pendidikan saat ini!

Perbedaan Blended Learning dan Hybrid Learning

Ketika membahas perbedaan Blended Learning dan Hybrid Learning, terdapat banyak aspek yang bisa Anda jadikan pertimbangan nantinya. Sebab, keduanya memiliki efektivitas masing-masing sesuai kebutuhan. Berikut adalah tujuh aspek kunci yang membedakan kedua metode ini:

1. Struktur Pembelajaran

Perbedaan Blended Learning dan Hybrid Learning yang pertama dapat Anda lihat dari struktur pembelajarannya. Blended Learning memiliki struktur yang lebih terencana. Dalam metode ini, penggabungan antara pembelajaran daring dan tatap muka telah dirancang secara sistematis oleh instruktur. Biasanya, sesi daring seperti video pembelajaran atau kuis melengkapi pertemuan tatap muka untuk memperdalam pemahaman mahasiswa.

Sebagai contoh, dalam Blended Learning, mahasiswa mungkin diwajibkan menonton video pembelajaran sebelum datang ke kelas untuk berdiskusi. Hal ini memastikan proses pembelajaran berjalan lebih terarah dan efisien.

Sebaliknya, Hybrid Learning memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk memilih model pembelajaran mereka sendiri. Mahasiswa dapat memutuskan apakah ingin mengikuti sesi secara daring atau hadir secara langsung di kelas, tergantung pada kenyamanan atau situasi pribadi mereka.

2. Sistem Kehadiran

Pada Blended Learning, kehadiran fisik di kelas adalah bagian penting dari proses belajar. Mahasiswa diwajibkan hadir pada waktu tertentu, sementara sesi daring digunakan untuk melengkapi pembelajaran tatap muka tersebut.

Misalnya, mahasiswa mungkin diminta hadir di kampus sekali seminggu untuk mengikuti kuliah, sementara tugas-tugas lainnya diselesaikan secara daring. Dengan demikian, kehadiran di kelas masih menjadi elemen yang wajib.

Berbeda dengan Hybrid Learning, kehadiran mahasiswa di kelas bersifat opsional. Mahasiswa dapat memilih untuk hadir secara fisik atau mengikuti sesi secara daring melalui platform konferensi video. Pilihan ini memberikan fleksibilitas maksimal, terutama bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan waktu atau lokasi.

3. Kontrol Mahasiswa

Blended Learning cenderung memberikan kontrol yang lebih terbatas kepada mahasiswa. Jadwal dan metode pembelajaran telah ditentukan oleh institusi atau pengajar, sehingga mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan struktur yang ada.

Sebagai contoh, seorang mahasiswa dalam program Blended Learning harus menghadiri sesi tatap muka sesuai jadwal dan menyelesaikan tugas daring pada waktu yang telah ditentukan.

Di sisi lain, Hybrid Learning menawarkan kontrol yang lebih besar kepada mahasiswa. Mahasiswa dapat memilih apakah ingin mengikuti sesi secara daring atau hadir di kelas fisik. Fleksibilitas ini memungkinkan mahasiswa untuk menyesuaikan metode belajar dengan kebutuhan dan preferensi mereka.

4. Aspek Interaksi

Perbedaan Blended Learning dan Hybrid Learning selanjutnya yaitu pada aspek interaksi. Interaksi dalam Blended Learning lebih terfokus pada sesi tatap muka. Meskipun sesi daring digunakan untuk memperkenalkan materi atau memberikan latihan mandiri, diskusi mendalam biasanya dilakukan di kelas.

Sebagai contoh, mahasiswa mungkin diminta untuk menyelesaikan latihan daring sebelum datang ke kelas untuk berdiskusi dengan dosen dan teman sekelas. Pendekatan ini membantu memperkuat pemahaman mereka.

Hybrid Learning, di sisi lain, memberikan opsi untuk berinteraksi baik secara daring maupun tatap muka. Mahasiswa yang mengikuti sesi daring dapat berdiskusi melalui platform online, sementara mereka yang hadir di kelas dapat berinteraksi langsung.

5. Fleksibilitas Waktu dan Tempat

Blended Learning memiliki fleksibilitas yang terbatas dibandingkan Hybrid Learning. Meskipun ada komponen daring, mahasiswa tetap diwajibkan mengikuti jadwal tatap muka tertentu. Selain itu, waktu untuk menyelesaikan tugas daring biasanya telah ditentukan sebelumnya.

Sebagai contoh, mahasiswa mungkin diminta untuk hadir di kelas pada waktu tertentu dan menyelesaikan tugas daring di luar jam kuliah. Sebaliknya, Hybrid Learning memberikan fleksibilitas penuh dalam hal waktu dan tempat. Mahasiswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja melalui platform daring. Jika mereka tidak dapat hadir di kelas, mereka dapat mengikuti sesi melalui konferensi video.

6. Kesesuaian dengan Gaya Belajar

Blended Learning cocok untuk mahasiswa yang menyukai struktur yang jelas. Mahasiswa yang membutuhkan pedoman waktu belajar dan cenderung memanfaatkan interaksi langsung di kelas akan merasa nyaman dengan metode ini.

Sebaliknya, Hybrid Learning lebih sesuai untuk mahasiswa yang memiliki beragam gaya belajar. Mahasiswa yang menginginkan fleksibilitas tinggi dalam memilih cara belajar, baik daring maupun tatap muka, akan lebih diuntungkan dengan metode ini.

7. Penggunaan Teknologi

Terakhir, perbedaan Blended Learning dan Hybrid Learning lainnya adalah terletak pada penggunaan teknologi. Dalam Blended Learning, teknologi digunakan sebagai pelengkap untuk mendukung pembelajaran tatap muka. Platform LMS (Learning Management System) sering digunakan untuk menyediakan materi, tugas, atau diskusi online. Contohnya, mahasiswa dapat mengakses video pembelajaran atau artikel daring sebagai persiapan sebelum sesi tatap muka.

Namun, pada Hybrid Learning, teknologi menjadi inti dari proses pembelajaran. Platform seperti Zoom atau Google Meet memungkinkan mahasiswa mengikuti sesi perkuliahan daring secara real-time. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar bagi mahasiswa untuk tetap terlibat dalam pembelajaran meskipun berada di tempat yang jauh.

Itulah perbedaan Blended Learning dan Hybrid Learning. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sesuai kebutuhan dan gaya belajar tiap individu.

Dapatkan lebih banyak informasi terkait dunia akademik, penulisan buku, dan penyusunan karya ilmiah dengan membaca artikel terbaru dari Penerbit Deepublish Jakarta!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *