Istilah populasi dan sampel sering digunakan sebagai dasar pengumpulan data dalam penelitian. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kedua istilah ini?
Artikel ini akan membahas pengertian populasi dan sampel, memberikan contoh penggunaannya, membedah perbedaan keduanya, hingga langkah-langkah memilih teknik yang tepat. Simak selengkapnya untuk memahami cara meningkatkan kualitas penelitian Anda!
Daftar Isi
TogglePengertian Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan seluruh elemen yang memiliki karakteristik tertentu dan menjadi objek penelitian. Menurut Sugiyono, dalam bukunya yang berjudul Memahami Penelitian Kualitatif, populasi meliputi wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kualitas tertentu untuk ditarik kesimpulannya.
Sementara itu, sampel atau unit analisis adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili keseluruhan. Misalnya, jika populasi Anda adalah siswa SMA di Indonesia, sampel bisa berupa siswa dari 10 sekolah di Jakarta. Unit analisis ini memungkinkan peneliti mendapatkan data yang lebih efisien tanpa harus melibatkan seluruh populasi.
Kedua konsep penelitian ini sering dibedakan berdasarkan cakupan dan karakteristiknya. Populasi biasanya bersifat lebih luas, sementara sampel dipilih secara spesifik untuk mewakili populasi dalam penelitian tertentu. Pemilihan unit analisis yang representatif sangat penting agar data yang dikumpulkan relevan dengan populasi.
Contoh Populasi dan Sampel
Mari ambil contoh penelitian di Indonesia. Misalkan Anda ingin meneliti kebiasaan membaca siswa SMA.
- Populasi: Semua siswa SMA di Indonesia.
- Sampel: 500 siswa dari 10 SMA di Jakarta dan Surabaya.
Dalam contoh ini, populasi mencakup semua siswa SMA di seluruh Indonesia, sedangkan sampel dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti lokasi atau jumlah siswa, untuk mendapatkan data yang lebih praktis dan terukur.
Perbedaan Populasi dan Sampel
1. Cakupan
Populasi mencakup seluruh elemen yang menjadi target penelitian, baik objek maupun subjek. Sementara itu, sampel adalah bagian kecil yang dipilih dari populasi untuk mewakili karakteristiknya. Misalnya, dalam penelitian kepuasan pelanggan sebuah supermarket, populasi adalah semua pelanggan, sedangkan sampel adalah 200 pelanggan yang dipilih secara acak.
2. Tujuan
Populasi digunakan untuk memahami fenomena secara keseluruhan. Sampel membantu menghemat waktu, biaya, dan tenaga dalam proses penelitian.Â
Sebagai contoh, penelitian tentang kondisi kesehatan masyarakat sering kali menggunakan sampel karena melibatkan banyak variabel yang sulit diukur jika mencakup seluruh populasi.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah metode yang digunakan untuk menentukan siapa atau apa yang akan menjadi sampel dalam penelitian. Berikut beberapa teknik yang umum digunakan:
1. Probability Sampling
Teknik pengambilan sampel yang pertama yaitu Probability Sampling. Teknik ini memberikan peluang yang sama bagi setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berikut adalah jenis-jenisnya:
- Simple Random Sampling. Sampel dipilih secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi, membuat prosesnya sederhana.
- Proportionate Stratified Random Sampling. Digunakan untuk populasi yang tidak homogen dan memiliki strata proporsional, misalnya berdasarkan pendidikan.
- Disproportionate Stratified Random Sampling. Cocok untuk populasi berstrata yang kurang proporsional, dengan pengambilan sampel yang lebih fleksibel sesuai kebutuhan penelitian.
- Cluster Sampling. Teknik ini digunakan untuk populasi yang luas dengan membagi wilayah menjadi beberapa cluster, lalu memilih sampel secara acak dari cluster tersebut.
2. Non-Probability Sampling
Berbeda dengan Probability Sampling, teknik ini tidak memberikan kesempatan yang sama bagi semua elemen populasi untuk menjadi sampel. Jenis-jenisnya meliputi:
- Sampling Sistematis. Berdasarkan urutan tertentu, misalnya nomor ganjil atau genap.
- Sampling Kuota. Diambil hingga mencapai jumlah kuota tertentu sesuai kebutuhan penelitian.
- Sampling Insidental. Penentuan sampel berdasarkan siapa saja yang kebetulan bertemu peneliti dan dianggap relevan.
- Sampling Purposive. Sampel dipilih dengan pertimbangan khusus, misalnya berdasarkan keahlian tertentu.
- Sampling Jenuh. Semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sering diterapkan pada populasi kecil.
- Snowball Sampling. Sampel awalnya kecil, kemudian diperluas dengan rekomendasi dari anggota sampel sebelumnya.
Langkah-langkah Menentukan Populasi dan Sampel
Untuk menentukan populasi dan unit analisis yang tepat, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi Populasi Penelitian
Populasi adalah kelompok besar yang menjadi sasaran penelitian. Identifikasi populasi dilakukan dengan mendefinisikan karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian. Misalnya, jika Anda ingin meneliti kebiasaan membaca siswa sekolah menengah, maka populasi Anda adalah seluruh siswa sekolah menengah. Pastikan Anda juga mendefinisikan batasan geografis atau demografis jika diperlukan.
2. Tentukan Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Setelah populasi ditentukan, langkah berikutnya adalah menetapkan kriteria inklusi (syarat individu yang bisa masuk ke dalam penelitian) dan eksklusi (syarat individu yang tidak masuk ke dalam penelitian). Misalnya, dalam penelitian tentang efektivitas metode belajar online, kriteria inklusi bisa berupa siswa yang memiliki akses internet, sementara eksklusi bisa mencakup siswa tanpa perangkat pendukung.
3. Pilih Teknik Sampling yang Tepat
Teknik sampling adalah metode untuk memilih individu dari populasi. Ada berbagai jenis teknik sampling, seperti Probability Sampling atau Non-Probability Sampling. Pilihan teknik tergantung pada tujuan penelitian, ukuran populasi, dan sumber daya yang tersedia.
4. Menentukan Ukuran Sampel
Ukuran sampel harus cukup untuk mewakili populasi. Penentuan ukuran sampel biasanya didasarkan pada rumus statistik, tingkat kepercayaan (confidence level), dan margin of error yang diinginkan. Untuk penelitian kecil, software statistik atau tabel ukuran sampel dapat digunakan untuk membantu perhitungan.
5. Lakukan Prosedur Pengambilan Sampel
Setelah ukuran sampel ditentukan, langkah selanjutnya adalah melaksanakan prosedur pengambilan sampel sesuai teknik yang telah dipilih. Misalnya, jika menggunakan random sampling, Anda dapat menggunakan generator angka acak atau perangkat lunak statistik untuk memilih individu secara acak.
6. Verifikasi Representativitas Sampel
Pastikan bahwa sampel yang dipilih benar-benar mewakili populasi. Representativitas sampel dapat diverifikasi dengan membandingkan karakteristik demografis atau atribut utama sampel dengan populasi. Jika ada ketidaksesuaian, pertimbangkan untuk menyesuaikan metode pengambilan sampel.
7. Dokumentasi dan Pelaporan
Dokumentasikan proses pengambilan sampel secara jelas, termasuk kriteria yang digunakan, teknik yang dipilih, dan ukuran sampel. Pelaporan yang baik memudahkan peneliti lain untuk mereplikasi penelitian atau memahami hasil penelitian Anda dengan lebih baik.
Itulah pembahasan tentang populasi dan sampel dalam penelitian.
Dapatkan informasi lebih lengkap terkait penyusunan karya ilmiah dengan membaca kumpulan artikel dari Penerbit Deepublish Jakarta!